Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

TURKI YANG DULU

HUBUNGAN ACEH DAN TURKI UTSMANI (www.jejakislam.net) Setelah Malaka berhasil direbut oleh Portugis pada 1511, Samudra Pasai tumbuh menjadi pelabuhan utama yang dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negara. Orang-orang Keling (orang India dari Kalingga), orang Rum (orang dari Roma, maksudnya Istambul, Turki), Arab, Persia, Gujarat, Melayu, Jawa, Siam, dan lain sebagainya. [1] Disinilah, interaksi antara bangsa Melayu dengan bangsa-bangsa muslim dari berbagai negara termasuk Turki Utsmani makin terjalin. Sebuah Surat kabar Turki yang terbit pada saat pecah perang antara Aceh dan Belanda (1875) menceritakan bahwa pada 1516 Sultan Aceh Firman Syah telah menghubungi Siman Pasya, Wazir dari Sultan Salim I untuk mengikat tali persahabatan. Semenjak masa itulah hubungan antara Aceh dan Turki Utsmani terjalin dengan baik. [2] Selain dengan Turki, Aceh juga membangun kerja sama dalam bidang perdagangan dan militer dengan Kerajaan Islam di India, negeri-negeri Arab, dan beberapa kerajaan di...

MEWASPADAI TIPUAN SETAN BIN IBLIS

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim BANYAK ORANG BERKATA: "URUS SAJA DIRI SENDIRI, GAK USAH URUSIN ORANG LAIN" atau "GAK USAH MENYERUKAN KHILAFAH, URUSIN DULU KELUARGA SENDIRI". (Mainstream Media Indonesia). Dari anas ra: Para sahabat bertanya: "Ya Rasululloh, kami tidak akan menyuruh orang lain berbuat baik sebelum kami sendiri mengamalkan kebaikan dan menjauhi kemungkaran" Rasululloh bersabda: "TIDAK, bahkan serulah untuk berbuat baik meskipun kalian belum mengamalkan kesemuanya. Dan cegahlah kemungkaran, meski kalian belum menghindari semuanya". (HR.Thabrani). Sa’id bin Jubair mengatakan, “Jika seseorang tidak boleh menasehati untuk melakukan Amar Makruf dan nahi mungkar kecuali orang yang sudah bisa mengontrol dirinya sendiri dan sempurna, niscaya tidak ada satupun orang yang melakukan dakwah. Maka akan minimlah orang yang mau berdakwah”. Ucapan Sa’id bin Jubair ini dinilai oleh Imam Malik sebagai ucapan yang sangat tepat. (Tafsir Qurthubi,1/410). ...

KHILAFAH vs KONSTITUSI INDONESIA

KHILAFAH & KONSTITUSI INDONESIA Oleh : Chandra Purna Irawan, MH (Dosen dan CEO sharia Law Institute) 1.Indonesia pernah berubah bentuk negara | diantaranya bentuk negara serikat atau federal republik Indonesia (NSRI) dan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) 2.Indonesia pernah berubah bentuk sistem pemerintahan | diantaranya sistem presidensil dan sistem parlementer 3.Pancasila pun banyak banyak versinya sebelum disahkan | diantaranya versi Muhammad Yamin 29 Mei 1945 | versi Mr. Soepomo 31 Mei 1945 | versi Ir. Soekarno, 1 Juni 1945. 4.Indonesia pernah berganti UUD atau konstitusi | diantaranya UUD 45, UUD RIS 1949 dan UUD 1950 5.Semua hal diatas menunjukkan bahwa Dasar Negara, konstitusi, bentuk negara dan sistem pemerintahan adalah hasil dari kesepakatan politik | wajar jika berubah-rubah jika rakyat dan elit politik menghendaki | jadi tidak ada yang final. 6.Secara yuridis tak ada aturan yang mensyaratkan kapan sebuah peraturan perundang-undangan, termasuk konstitusi atau Und...