Langsung ke konten utama

DI BAWAH LIWA MUHAMMAD SAW

Bismillaahir Rahmaanir Rohiim

Wa tahta ...
... وتحت لواء محمد صلى الله عليه وسلم يوم القيامة سائرين ...
" (Ya Allah, jadikanlah kami) pada hari kiamat, berjalan di bawah LIWA Muhammad SAW ...".

Tentu sebelum datang ke telaga (alhaudh) dan sebelum masuk ke surga, sesuai urutan doa selanjutnya.

Kalimat di atas adalah penggalan dari doa sesudah shalat taraweh yang telah saya dengar sejak sebelum baligh. Lebih - lebih yang memanjatkan doa adalah bapak saya sendiri. Dulu saya belum mengerti dengan maknanya. Dan setelah mengerti maknanya, saya pun masih belum mengerti seperti apa bentuk LIWA Muhammad SAW itu. Dan baru benar - benar mengerti dari Hizbut Tahrir, tidak dari yang lainnya.

LIWA Muhammad SAW  pada hari kiamat adalah Liwaulhamdi seperti dalam hadis shahih berikut , dari Abi Said dan Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
أنا سيد ولد آدم يوم القيامة ولا فخر وبيدي لواء الحمد ولا فخر وما من نبي يومئذٍ آدم فمن سواه إﻻ تحت لوائي ... رواه الترمذي و أحمد
"Aku adalah tuan anak Adam pada hari kiamat tidak ada sombong. Aku pemegang liwaulhamdi tidak ada sombong. Tidak ada seorang nabi pun pada hari itu, Adam lalu yang lainnya, kecuali di bawah liwaku ...".

Bagaimana pada hari kiamat kita bisa berjalan di bawah LIWA Muhammad SAW?

Semua balasan kebaikan di akhirat nanti hakekatnya adalah balasan dari baiknya penerapan iman dan amal di dunia ini. Dan semua balasan keburukan di akhirat nanti juga balasan dari buruknya penerapan iman dan amal di dunia ini.

Sekecil apapun amal kita di dunia ini, berupa kebaikan atau keburukan, maka di akhirat pasti mendapat balasannya, sebagaimana firman - Nya:
فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ، ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره
"Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula". (QS Az Zalzalah, ayat : 7 - 8).

Surga Allah tidak diberikan kepada orang yang ketika di dunia menolak dan mengingkari keberadaannya. Syafaat Muhammad SAW tidak diberikan kepada orang yang ketika di dunia menolak dan mengingkari keberadaannya. Air Haudh Alkautsar (telaga alkautsar milik Muhammad SAW) tidak diberikan kepada orang yang ketika di dunia menolak dan mengingkari keberadaannya. Begitu pula dengan LIWA Muhammad SAW tidak dapat berjalan dan berbaris di bawahnya orang yang ketika di dunia menolak dan mengingkari keberadaannya. Karena ketika di dunia mereka lebih memilih surganya Dajjal, syafaatnya para fir'aun dan taghut, khamer dan minuman yang memabukkan lainnya, dan lebih memilih, membela dan mengibarkan bendera - benera nasionalisme dan yang lainnya, daripada LIWA Muhammad SAW.

Untuk perbandingan, Syaikh Abdulwahhab bin Ahmad bin Ali al-Anshari asy-Syafi’i al-Mishri asy-Sya’roni rh berkata:
ﻗﺎﻝ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﺸﻒ : ﺇﻥ ﺍﻟﻤﺸﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻫﻨﺎ ﻻ ﻫﻨﺎﻙ، ﻓﻴﺠﻨﻲ ﻛﻞ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺛﻤﺮﺓ ﻋﻤﻠﻪ، ﻓﻤﻦ ﺯﻝ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻫﻨﺎ ﺯﻟﺖ ﻗﺪﻣﻪ ﻫﻨﺎﻙ ﺑﻘﺪﺭ ﻣﺎ ﺯﻝ ﻫﻨﺎ .
Ahli kasyaf berkata: “Sesungguhnya berjalan di atas shiroth (jembatan yang lurus di atas neraka Jahannam) hakekatnya itu hanya di sini (dunia), tidak di sana (akhirat). Jadi setiap manusia akan memetik buah amalnya. Barang siapa yang di sini (di dunia) tergelincir dari syariat, maka di sana (di akhirat) kakinya akan tergelincir (terjatuh ke neraka Jahannam), sesuai ketergelincirannya (dari syariat) di sini (di dunia)”. (al-Mizan al-Kubro, hal. 52).

Sesungguhnya Liwa dan Rayah adalah bagian yang tak terpisahkan dari Syariat Islam yang keberadaannya benar - benar dijelaskan dalam hadits shahih. Barang siapa yang menginginkan di akhirat nanti bisa berjalan dan berbaris bersama Nabi Muhammad SAW di bawah Liwaulhamdi, maka di dunia ini, sejak detik ini, peganglah erat - erat LIWA atau RAYAH ini, angkat dan berjalan berbaris di bawahnya.

Janganlah Anda menolak, mengingkari, dan mencabuti LIWA dan RAYAH, agar tidak menyesal pada hari kiamat nanti. Ingat, hari kiamat itu sudah sangat dekat!

Anda setuju, tinggalkan jejak dan sebarluaskan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...