Langsung ke konten utama

KONOTASI AHLUSSUNNAH WALJAMA'AH

KONOTASI AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Yang Menyejukkan, Mempersatukan Dan Realistis

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (ASWAJA) artinya adalah orang-orang yang meyakini (mengimani), mempraktekkan (mengamalkan) dan memperjuangkan (mendakwahkan) sunah Nabi saw dan sunah para sahabatnya, karena sunah sendiri dapat berarti thariqah mahmudah mustaqimah (tuntunan terpuji dan lurus), maka seseorang dapat disebut 'Ahlus Sunnah' ketika ia meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan tuntunan yang terpuji dan lurus, seperti dalam kamus Lisanul Arab karya Ibnu Mandzur. Sedangkan miturut al-Jurjani dalam kitab at-Ta’rifat-nya; Ahlus Sunnah Wal Jama‘ah adalah Ahlul Haqq, yaitu orang-orang yang meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan haq yang dicapai atau dihasilkan melalui berbagai hujjah dan burhan dari Allah swt. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah lawan dari Ahlul Ahwa` (pangikut hawa nafsu), yaitu mereka (ahlul kiblat/ orang Islam) yang keyakinanya berbeda dengan keyakinan Ahlus Sunnah, seperti kelompok Jabariyyah, Qadariyyah, Rawaafidl (syi'ah ekstrem), Khawaarij, Mu’athilah dan Musyabbihah, dimana setiap kelompok dari padanya terpecah menjadi 12 kelompok, maka jumlahnya menjadi 72 kelompok. Perkataan al-Jurjani ini sesuai dengan situasi serta kondisi saat itu. Sedangkan untuk situasi serta kondisi kekinian, Ahlul Ahwa' wal Bida' (pengikut hawa nafsu dan bid'ah) di samping kelompok yang telah disebut di atas, juga adalah orang Islam (ahlul qiblat) yang keyakinan, amaliyah dan perjuangannya mengikuti dan/ atau terhadap idiologi komunisme (termasuk sosialisme) dan ideologi kapitalisme, berikut seperangkat ide, pemikiran, sistem dan hukum yang memancar dari keduanya, seperti sekularisme, liberalisme, libertinisme, pluralisme, singkretisme, demokrasi, HAM, dialog antar agama, doa bersama lintas agama dll. Karena problem, penyimpangan serta tantangan dari / dan terhadap Islam dan kaum muslim itu mengalami perubahan dan perkembangan dari masa kemasa.

Jadi ASWAJA itu dinamis, tidak stagnan (jumud), sesuai problem, penyimpangan serta tantangan yang ada pada masanya. Sedangkan metode yang dipakai oleh ASWAJA pada masa Abu al-Hasan al-As'ari (W.324 H) dan Abu Manshur al-Maturidi (W.333 H) dan tokoh ASWAJA yang lain, baik sebelum atau sesudahnya, untuk menjawab problem, penyimpangan dan tantangan pada masa itu, tidak akan bisa menjawab problem, penyimpangan dan tantangan dari dua idiologi di atas. Oleh karena itu doktrin yang diyakini, dipraktekkan, diemban dan didakwahkan oleh Qadhi Taqiyyuddin An-Nabhani serta para syabab Hizbut Tahrir, adalah doktrin ASWAJA pada masa ini, juga sebagai pelengkap serta penyempurna juga kritik terhadap doktrin yang telah ada, karena yang namanya manusia itu tidak ada yang sempurna, kecuali baginda Nabi Muhammad saw. Dan fakta serta realita Salafush Shalih dan Para Imam Mujtahid juga saling mengkritik, melengkapi dan menyempurnakan, tidak saling menyesatkan.

Kesimpulan di atas adalah konklusi dari hadis-hadis berikut;
ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﺍﻟﻌﺎﺹ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : " ﺍِﻓْﺘَﺮَﻗَﺖِ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮْﺩُ ﻋﻠﻰ ﺇﺣﺪﻯ ﻭﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻣِﻠَّﺔً ﻭَﺍﻓْﺘَﺮَﻗَﺖِ ﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺛْﻨَﺘَﻴْﻦِ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻣِﻠَّﺔً ﻭَﺳَﺘَﻔْﺘَﺮِﻕُ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺛَﻼَﺙٍ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻣِﻠَّﺔً ﻛُﻠُّﻬَﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺇِﻻَّ ﻣِﻠَّﺔً ﻭَﺍﺣِﺪَﺓً " ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ : " ﻣَﻦْ ﻫِﻲَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ؟ " ﻗَﺎﻝَ : " ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲ ." ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻓﻰ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻓﻲ ﺑﺎﺏ ﻣﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﻰ ﺍﻓﺘﺮﺍﻕ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ﻣﻦ ﺳﻨﻨﻪ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺃﻳﻀﺎ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺟﻤﺪ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﺴﻨﺪ ﻭﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﺻﺤﻴﺢ .
Dari Abdullah Ibn ‘Amer Ibn al-‘Aash; Rasulullah saw bersabda: ”Umat Yahudi telah terpecah menjadi 71 kelompok, umat Nasrani telah terpecah menjadi 72 kelompok, dan umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok dimana semuanya masuk neraka kecuali satu kelompok ”. Shahabat bertanya; ”Siapakah mereka, wahai Rasulullah?”. Beliau Nabi bersabda; ”Orang yang berpegang teguh (meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan) dengan sunnah (doktrin, tuntunan atau metode) ku dan (sunnah) para sahabatku ”. HR at-Turmudzi dalam kitab Iman dalam bab terpecah belahnya umat ini, dan Imam Ahmad dalam Musnadnya, dan isnadnya shahih.

Dan hadits :
ﻭﻓﻰ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ : ﺇِﻓْﺘَﺮَﻗَﺖِ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮْﺩُ ﻋَﻠَﻰ ﺇِﺣْﺪَﻯ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻓِﺮْﻗَﺔً ﻭَﺍﻓْﺘَﺮَﻗَﺖِ ﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺛْﻨَﺘَﻴْﻦِ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻓﺮﻗﺔً ﻭﺳﺘﻔﺘﺮﻕ ﺃﻣﺘﻲ ﻋﻠﻲ ﺛﻼﺙٍ ﻭﺳﺒﻌﻴﻦَ ﻓﺮ ﻗﺔً ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٌ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻧَﺎﺟِﻴَﺔٌ ﻭَﺍﻟْﺒَﺎﻗُﻮْﻥَ ﻫَﻼَﻛَﻰ ." ﻗﺎﻟﻮﺍ : " ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺟِﻴَﺔُ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪ؟ ." ﻗﺎﻝ : " ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔِ ﻭَﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ " ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ : " ﻭَﻣَﺎ ﺃﻫﻞُ ﺍﻟﺴﻨﺔِ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔِ؟ " ، ﻗﺎﻝ : " ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲ ".
Dalam riwayat at-Thabarani, Nabi saw bersabda; ”Yahudi telah terpecah menjadi 71 kelompok. Nasharo telah terpecah menjadi 72 kelompok. Dan umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok, darinya hanya ada satu kelompok yang selamat, sedang yang lain semuanya rusak”. Shabat bertanya: ”Siapakah kelompok yang selamat itu, wahai Rasulullah ?”. Beliau bersabda: ”Ahlus Sunah Wal Jama’ah ”. Mereka bertanya; ”Siapakah Ahlus Sunah Wal Jama’ah itu ?”. Beliau bersabda; ”Orang yang berpegang teguh (meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan) dengan sunah (doktrin, tuntunan atau metode) ku pada hari ini dan (sunah) para sahabatku”.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui mengenai siapa sebenarnya orang yang layak disebut sebagai ASWAJA, yaitu orang atau siapa saja yang meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan (berpegang teguh dengan) sunah Nabi saw serta sunah para sahabatnya, dan apa sebenarnya sesuatu yang dapat menentukan bahwa seseorang itu termasuk ASWAJA, yaitu keyakinan, praktek dan perjuangannya terhadap sunah Nabi saw dan sunah para sahabatnya, hanya ini, tidak ada yang lain, titik. Jadi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah adalah karakter atau sifat bagi siapa saja orang yang meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan (berpegang teguh dengan) sunah Nabi saw dan sunnah para sahabatnya, bukan nama kelompok atau organisasi tertentu. Sedangkan ketika ada kelompok atau organisasi yang mengklaim atau diklaim dengan nama atau sebutan ASWAJA, maka itu sah-sah saja, seperti ketika di dalam Al-Qur'an ada kalimah Al-Mu'minun lalu kita menamakan kelompok atau jam'iyyah kita dengan kalimah itu, dan di hadis seperti di atas ada kalimah ASWAJA lalu kita menamakan kelompok atau organisasi kita dengan kalimah itu, dan seterusnya. Dan juga yang dikehendaki dengan Jama'ah adalah jama'ah shahabat (kaum muslim) yang dipimpin oleh seorang Khalifah (Imam A'zham/ Amirul mu'minin) dalam naungan Daulah Khilafah.

Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:
ﻣَﻦْ ﺧَﻠَﻊَ ﻳَﺪًﺍ ﻣِﻦْ ﻃَﺎﻋَﺔٍ ﻟَﻘِﻲَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻭَﻻَ ﺣُﺠَّﺔَ ﻟَﻪُ، ﻭَﻣَﻦْ ﻣَﺎﺕَ ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻓِﻲ ﻋُﻨُﻘِﻪِ ﺑَﻴْﻌَﺔٌ ﻣَﺎﺕَ ﻣِﻴْﺘَﺔً ﺟَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔً . ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻭﻓﻰ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻟﻪ : ﻭَﻣَﻦْ ﻣَﺎﺕَ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﻔَﺎﺭِﻕٌ ﻟِﻠْﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﻤُﻮْﺕُ ﻣِﻴْﺘَﺔً ﺟَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔً .
"Barang siapa yang tidak taat (kepada Khalifah / Amir), maka pada hari Kiamat ia bertemu Allah dalam kondisi tidak memiliki hujjah. Dan barang siapa yang mati dalam kondisi tidak memikul bai'at di pundaknya, maka ia mati jahiliyah". Dalam riwayat lain: "Dan barang siapa mati dalam kondisi meninggalkan jama'ah (kaum muslim yang dipimpin Khalifah), maka sesungguhnya ia mati jahiliyah (membawa dosa besar)". HR Imam Muslim dari Ibnu 'Umar ra.

Dan dalam hadis Hudzaifah Bin Yaman yang panjang Nabi saw bersabda:
ﺗَﻠْﺰَﻡُ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺇِﻣَﺎﻣَﻬُﻢْ !
"Berpegang teguhlah kamu dengan jama'ah kaum muslim dan Imamnya!". HR Bukhari dari Hudzaifah ra.

Dan hadits :
ﻭَﺭَﻭَﻯ ﺃَﺑُﻮْ ﺫَﺭٍّ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻋَﻦْ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﻦْ ﺧَﺎﻟَﻒَ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔَ ﺷِﺒْﺮًﺍ ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﻠَﻊَ ﺭِﺑْﻘَﺔَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻣِﻦْ ﻋُﻨُﻘِﻪِ . ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻠﻴﺚ ﺍﻟﺴﻤﺮﻗﻨﺪﻱ ﻓﻰ ﺗﻨﺒﻴﻪ ﺍﻟﻐﺎﻓﻠﻴﻦ .
Dan Abu Dzar ra telah meriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasannya beliau bersabda: "Barang siapa yang meninggalkan Jama'ah meskipun hanya sejengkal, maka ia telah melepaskan ikatan (tali) Islam dari pundaknya".

Dan Uwais Al-Qarani dalam wasiatnya kepada Harom Bin Hayan beliau berkata:
ﺇِﻳَّﺎﻙَ ﺃَﻥْ ﺗُﻔَﺎﺭِﻕَ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔَ ﻓَﺘُﻔَﺎﺭِﻕَ ﺩِﻳْﻨَﻚَ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻻَ ﺗَﺸْﻌُﺮُ ﻓَﺘَﺪْﺧُﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
"Berhati-hatilah, jangan meninggalkan jama'ah, karena dapat meninggalkan agamamu, sedang kamu tidak merasa, maka pada hari kiamat kamu akan masuk neraka".

Dan bahwa yang dimaksud dengan Jama'ah adalah Jama'ah Sahabat atau kaum muslim yang dipimpin oleh khalifah.  Ini diambil dari hadis berikut:
ﺃُﻭْﺻِﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻭَﺍﻟﺴَّﻤْﻊِ ﻭَﺍﻟﻄَّﺎﻋَﺔِ ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﺄَﻣَّﺮَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻋَﺒْﺪٌ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣَﻦْ ﻳَﻌِﺶْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻓَﺴَﻴَﺮَﻯ ﺇِﺧْﺘِﻠَﺎﻓًﺎ ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺴُﻨَّﺘِﻲ ﻭَﺳُﻨَّﺔِ ﺍﻟْﺨُﻠَﻔَﺎﺀِ ﺍﻟﺮَّﺍﺷِﺪِﻳْﻦَ ﺍﻟْﻤَﻬْﺪِﻳِّﻴْﻦَ ﻋَﻀُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﺎﻟﻨَّﻮَﺍﺟِﺬِ ﻭَﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﻭَﻣُﺤْﺪَﺛَﺎﺕِ ﺍﻟْﺄُﻣُﻮْﺭِ ﻓَﺈِﻥَّ ﻛُﻞََّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓﻰِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ . ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﻴﺬﻱ ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ .
"Aku wasiatkan kepada kalian taqwa kepada Allah azza wajalla, mendengar dan taat (kepada khalifah / amir), meskipun kalian dipimpin oleh seorang hamba sahaya, karena sesungguhnya siapa saja di antara kalian yang masih diberi hidup, maka ia akan melihat banyak perselisihan. Maka hendaklah kalian berpegang teguh (meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan) dengan sunnahku dan sunnah para khalifah yang lurus / benar dan mendapat petunjuk, gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham, dan jauhilah segala perkara yang baru, karena setiap perkara yang baru adalah bid'ah, setiap bid'ah adalah sesat dan setiap sesat adalah di neraka". HR Imam Ahmad, Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Majah.

Dan Nabi saw bersabda:
ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﻓِﻴْﻜُﻢْ ﺃَﻣْﺮَﻳْﻦِ ﻟَﻦْ ﺗَﻀِﻠُّﻮﺍ ﻣَﺎ ﺗَﻤَﺴَﻜْﺘُﻢْ ﺑِﻬِﻤَﺎ : ﻛِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺳُﻨَّﺔَ ﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ . ﺃﺧﺮﺟﻪ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﻣﺴﻠﻢ ﻭﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﺑﺄﻟﻔﺎﻅ ﻣﺘﻔﺮﻗﺔ.
"Telah aku tinggalkan pada kalian dua perkara, di mana kalian tidak akan pernah tersesat, selagi kalian berpegang teguh dengan keduanya; (yaitu) kitabullah dan sunnah Rasul-Nya".

Dan sabdanya :
ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﻓِﻲ ﺃَﻣْﺮِﻧَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ، ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺘﻬﺎ ﻭﻓﻰ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻟﻤﺴﻠﻢ : ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً ﻟَﻴْﺲَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﻣْﺮُﻧَﺎ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ .
"Barang siapa yang membuat-buat -dalam urusan agama kami ini- sesuatu yang tidak berasal dari padanya, maka sesuatu itu tertolak". HR Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah ra. Dan dalam riwayat Muslim, beliau bersabda: "Barang siapa yang melakukan amalan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka amalan itu tertolak".

Dan atsar Hudzifah :
ﻭَﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺃَﺑُﻮْ ﺩَﺍﻭُﺩَ ﻋَﻦْ ﺣُﺬَﻳْﻔَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻛُﻞُّ ﻋِﺒَﺎﺩَﺓٍ ﻟَﻢْ ﺗَﻔْﻌَﻠْﻪُ ﺍﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔُ ﻓَﻼَ ﺗَﻔْﻌَﻠُﻮْﻫَﺎ .
Dan Abu Daud mengeluarkan dari Hudzaifah ra, beliau berkata: "Setiap ibadah yang tidak dilakukan oleh sahabat, maka kalian jangan melakukannya".

Dan atsar Ibnu Abbas :
ﻭَﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺍﻟْﺒَﻴْﻬَﻘِﻲ ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﺑْﻐَﺾُ ﺍﻟْﺄُﻣُﻮْﺭِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺍﻟْﺒِﺪْﻋَﺔُ .
Dan Imam Baihaqi mengeluarkan dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata: "Perkara yang paling dibenci oleh Allah swt adalah bid'ah".

Dan hadits :
ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦِ ﻋَﻦْ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻋَﻤَﻞٌ ﻗَﻠِﻴْﻞٌ ﻓِﻲ ﺳُﻨَّﺔٍ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﻋَﻤَﻞٍ ﻛَﺜِﻴْﺮٍٍ ﻓِﻲ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﻭَﻛُﻞُّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟَﺔٌ ﻭَﻛُﻞُّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ‏[ ﺗﻨﺒﻴﻪ ﺍﻟﻐﺎﻓﻠﻴﻦ ﺹ 201 ].
Dari Al-Hasan dari Rasulullah saw, sesungguhnya beliau bersabda: "Amal sedikit dengan mengikuti sunnah itu lebih baik dari pada amal banyak dengan mengikuti bid'ah, setiap bid'ah itu sesat dan setiap sesat itu di neraka".

Dari sejumlah hadis di atas (dan hadis-hadis terkait yang tidak saya tuturkan) dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dikehendaki dengan “Jama'ah” dalam term ASWAJA adalah jamaah sahabat atau jamaah kaum muslim yang dipimpin oleh seorang Kholifah, bukan jama'ah sebagai organisasi atau partai politik (kecuali organisasi atau partai politik Islam yang berasaskan Islam dan berjuang untuk menegakkan Daulah Khilafah ketika Daulah ini tidak ada, dan metode yang ditempuhnya tidak menyimpang dari metode Rasulullah saw dalam menegakkan Daulah Islamiyah di Madinah), karena sejumlah hadis terkait Jama’ah tersebut adalah hadis-hadis politik, yakni membicarakan urusan politik, yaitu perihal membaiat dan taat kepada Kholifah, dan larangan keluar dan memberontak terhadap Kholifah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...