Langsung ke konten utama

PARA PENYERU KESESATAN SELALU BERMUNCULAN

Oleh : Abulwafa Romli

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Dalam sistem pemerintahan apapun, baik khilafah, kerajaan, maupun demokrasi dan republik, kebaikan dan keburukan akan selalu ada, juga orang-orang baik dan buruk. Cuma bedanya ketika Dunia diatur dengan sistem pemerintahan Islam, khilafah, maka keburukan dan orang-orang buruk bisa diminimalkan dan diberi sanksi dan solusi sesuai Islam. Sehingga orang-orang burukpun dipaksa masuk surga :
https://abulwafaromli.blogspot.com/2018/08/khilafah-memaksa-manusia-masuk-surga.html?m=1

Allah SWT berfirman :

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا ۖ وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ 

"Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya". (QS Al An`am ayat 123).

Imam Ibnu Katsir berkata :

يقول تعالى : وكما جعلنا في قريتك - يا محمد - أكابر من المجرمين ، ورؤساء ودعاة إلى الكفر والصد عن سبيل الله ، وإلى مخالفتك وعداوتك ، كذلك كانت الرسل من قبلك يبتلون بذلك ، ثم تكون لهم العاقبة

Maksudnya Allah ta'ala berfirman : 
"Dan sebagaimana Kami telah jadikan di negerimu, wahai Muhammad, para pembesar dari penjahat-penjahat, pemimpin-pemimpin dan penyeru-penyeru kepada kekufuran dan menghalangi dari jalan Allah, menyelisihi dan memusuhi kamu. Begitu pula rasul-rasul sebelum kamu, mereka diuji dengan hal tersebut. Kemudian mereka mendapatkan akibat yang baik.

Rasulullah SAW juga bersabda :

ﻋﻦ ﺣﺬﻳﻔﺔ ﺑﻦ ﺍﻟﻴﻤﺎﻥ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳَﺴْﺄَﻟُﻮْﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ، ﻭَﻛُﻨْﺖُ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻪُ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ، ﻣَﺨَﺎﻓَﺔَ ﺃَﻥْ ﻳُﺪْﺭِﻛَﻨِﻲ . ﻓَﻘُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ، ﺇِﻧَّﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻓِﻲ ﺟَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔٍ ﻭَﺷَﺮٍّ ، ﻓَﺠَﺂﺀَﻧَﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﺑِﻬَﺬَﺍ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ، ﻓَﻬَﻞْ ﺑَﻌْﺪَ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮٍّ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻧَﻌَﻢْ . ﻗُﻠْﺖُ : ﻭَﻫَﻞْ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﻣِﻦْ ﺧَﻴْﺮٍ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻧَﻌَﻢْ ، ﻭَﻓِﻴْﻪِ ﺩُﺧَﻦٌ . ﻗُﻠْﺖُ : ﻭَﻣَﺎ ﺩُﺧَﻨُﻪُ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﻮْﻡٌ ﻳَﻬْﺪُﻭْﻥَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻫَﺪْﻳِﻲ ، ﺗَﻌْﺮِﻑُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺗُﻨْﻜِﺮُ . ﻗُﻠْﺖُ : ﻓَﻬَﻞْ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮٍّ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻧَﻌَﻢْ ، ﺩُﻋَﺎﺓٌ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﻣَﻦْ ﺃَﺟَﺎﺑَﻬُﻢْ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﻗَﺬَﻓُﻮْﻩُ ﻓِﻴْﻬَﺎ . ﻗُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻِﻔْﻬُﻢْ ﻟَﻨَﺎ . ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻫُﻢْ ﻣِﻦْ ﺟِﻠْﺪَﺗِﻨَﺎ ﻭَﻳَﺘَﻜَﻠَّﻤُﻮْﻥَ ﺑِﺄَﻟْﺴِﻨَﺘِﻨَﺎ . ﻗُﻠْﺖُ : ﻓَﻤَﺎ ﺗَﺄْﻣُﺮُﻧِﻲ ﺇِﻥْ ﺃَﺩْﺭَﻛَﻨِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺗَﻠْﺰَﻡُ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺇِﻣَﺎﻣَﻬُﻢْ . ﻗُﻠْﺖُ : ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻬُﻢْ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻭَﻻَ ﺇِﻣَﺎﻡٌ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺎﻋْﺘَﺰِﻝْ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕَ ﻛُﻠَّﻬَﺎ ، ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﻥْ ﺗَﻌَﺾَّ ﺑِﺄَﺻْﻞِ ﺷَﺠَﺮَﺓٍ ، ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺪْﺭِﻛَﻚَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ، ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ ! ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭ ﻣﺴﻠﻢ 

Dari Hudzaifah bin al-Yaman ra., ia berkata: “Orang-orang sama bertanya kepada Rasulullah saw tentang kebaikan, sedang aku bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena khawatir menjumpaiku. Aku berkata: "Ya Rasulullah, dulu kami hidup dalam kejahiliahan dan keburukan, lalu Allah memberikan kebaikan kepada kami, apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?". Beliau bersabda: "Ya !". Aku berkata: "Apakah setelah keburukan itu akan ada kebaikan?". Beliau bersabda: "Ya, tetapi ada dakhonnya". Aku berkata: "Apa dakhonnya?". Beliau menjawab: "Kaum yang memberi petunjuk, tidak dengan petunjukku, kamu mengenal mereka (melakukan amar ma'ruf) dan kamu mengingkarinya (malakukan nahi munkar)". Aku bertanya: "Apakah setelah kebaikan itu akan ada keburukan?". Beliau bersabda: "Ya, yaitu orang-orang yang menyeru di pintu-pintu Jahannam, siapa saja orang yang menerima seruan mereka, maka mereka melemparkannya ke Jahannam!". Aku berkata: "Tunjukilah kami karakter mereka". Lalu beliau bersabda: "Kulit mereka sama dengan kulit kita, dan mereka juga berbicara dengan bahasa kita!". Aku berkata: "Lalu apa yang engkau perintahkan kepadaku ketika keburukan itu menjumpaiku?". Beliau bersabda: "Kamu harus mengikuti Jama’ah kaum Muslim serta Imam mereka!". Aku bertanya: "Lalu apabila mereka tidak memiliki Jama’ah dan tidak pula memiliki Imam?". Beliau bersabda: "Tinggalkanlah semua firqoh-firqoh (kelompok yang menyeru ke pintu-pintu Jahannam) itu, meskipun kamu harus menggigit (memakan) akar pohon, sampai ajal menjemputmu dan kamu tetap seperti itu!". (HR Bukhari [7084] dan Muslim [4890]).

LALU APA SOLUSINYA?

Solusinya adalah segera bergabung dengan jama'ah dakwah kepada penerapan syariah Islam kaffah dan khilafah, Hizbut Tahrir, serta mengikuti halqoh-halqohnya. FainsyaAllah Kita diselamatkan dari penyesatan mereka. Bahkan Kita bisa membantah dan menolak keburukan mereka :
https://abulwafaromli.blogspot.com/2022/10/kalau-belum-bisa-menegakkan-khilafah.html?m=1

Karena ketika Kita berdakwah kepada penerapan syariah Islam kaffah, maka tidak ada satu kebaikan pun kecuali kita terima, kita ambil dan kita tetapkan ketika ada kesanggupan dan kemampuan, dan tidak ada satu keburukan pun kecuali kita tolak, kita jauhi, bahkan kita bongkar dan kita bantah. Dan tidak ada satu hukum pun yang kita tolak dan kita inkari.

Berbeda, ketika Kita hanya dakwah kepada sebagian dari syariah Islam, maka akan ada banyak kebaikan yang Kita tolak dan kita tinggalkan, dan akan ada banyak keburukan, kemaksiatan dan kemunkaran, bahkan kekufuran dan kesyirikan yang Kita biarkan dan Kita abaikan.

Dakwah kepada syariah Islam kaffah juga harus secara kaffah, yakni dengan arti secara berjamaah dalam jama`atul muslimin, dalam satu amir di seluruh dunia. Sehingga Kita tidak terjebak dalam firqoh-firqoh yang dilarang oleh Allah dan Rasulullah, yakni firqoh-firqoh yang menyeru di pintu-pintu neraka. Yaitu firqoh-firqoh yang dibatasi oleh sekat-sekat nasionalisme dan menyeru kepada nasionalisme yang jumlahnya lebih dari 72 firqoh dengan kepemimpinan masing-masing.

Terkait mereka Allah SWT berfirman :

وَلاَ تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ تَفَرَّقُواْ وَٱخْتَلَفُواْ مِن بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْبَيِّنَاتُ وَأُوْلَـٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ 

"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat". (QS Ali Imron ayat 105).

Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirnya berkata :

 قال الإمام أحمد حدثنا أبو المغيرة، حدثنا صفوان، حدثني أزهر بن عبد الله الحرازي، عن أبي عامر عبد الله بن الهوزني، قال حججنا مع معاوية بن أبي سفيان، فلما قدمنا مكة، قام حين صلى الظهر، فقال إن رسول الله قال " إن أهل الكتابين افترقوا في دينهم على ثنتين وسبعين ملة، وإن هذه الأمة ستفترق على ثلاثة وسبعين ملة يعني الأهواء كلها في النار إلا واحدة وهي الجماعة, وإنه سيخرج في أمتي أقوام تتجارى بهم تلك الأهواء كما يتجارى الكلب بصاحبه، لا يبقى منه عرق ولا مفصل إلا دخله

Imam Ahmad berkata : Telah menceritakan kepada kami Abul Mughiroh, telah menceritakan kepada kami Shofwan, telah menceritakan kepadaku Azhar bin Abdullah Al Harozi, dari Abi Amir Abdullah bin Al Huzani, ia berkata : Kami pernah haji bersama Muawiyah bin Abi Sufyan. Lalu ketika kami telah datang ke Mekkah, maka Muawiyah berdiri setelah shalat Zhuhur lalu berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : "Sesungguhnya pemeluk dua kitab (Yahudi dan Nasrani) telah terpecah belah dalam agama mereka mencapai 72 firqoh. Sesungguhnya  umat(ku) ini akan terpecah mencapai 73 firqoh, yakni mereka pengikut hawa nafsu. Semuanya di neraka, kecuali satu, yaitu Al-Jama'ah (Jamaatul Muslimin / Ahlussunnah Waljama'ah). Dan sesungguhnya akan keluar pada umatku kaum-kaum yang merayap pada mereka hawa nafsu, sebagaimana merayapnya penyakit rabies (anjing gila) pada penderitanya, tidak ada padanya satu uratpun dan tidak pula satu sendipun kecuali dimasukinya". 

Berbeda dengan Ahlussunnah Waljama'ah. Meskipun mereka tersebar dan terpencar dalam banyak negeri dan negara nasional, tetapi mereka tidak terbatasi oleh sekat-sekat negara nasional dan tidak menyeru kepada nasionalisme. Mereka tetap terikat dalam satu kepemimpinan Jama'ah dan mendengar dan ta'at kepada satu pemimpinnya. Mereka adalah Jama'atul Muslimin, Ahlussunnah Waljamaah, baik ketika khilafah telah berdiri maupun ketika belum berdiri. Ketika khilafah telah berdiri, jelas mereka mendengar dan ta'at kepada seorang khalifah dan tidak keluar darinya, yakni tidak menjadi bughat. Sedang ketika khilafah belum berdiri seperti saat ini, maka mereka juga dalam satu kepemimpinan global dan dalam barisan para pengemban dakwah penegakkan khilafah sampai khilafah benar-benar tegak.

Dan dengan bergabung kepada Jama'ah dakwah global, Kita juga bisa menjadi orang baik dan bisa menarik keluar Kita kepada kebaikan. Karena secara natural, Kita malu mengajak orang-orang kepada kebaikan sementara Kita sendiri belum menerima kebaikan dan belum mempraktekkan kebaikan. Otomatis, Kita dan keluarga akan berjuang menjadi orang-orang baik.

Wallahu A'lam bish shawab 
Semoga bermanfaat aamiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...