AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa aali Muhammadin wa shahbihi wa sallim
Ahlussunnah Waljama’ah artinya adalah orang-orang yang berpegang teguh (mengimani, mengamalkan dan mendakwahkan) terhadap sunnah Nabi Saw dan sunnah para sahabatnya.
Miturut al-Jurjani dalam kitab at-Ta’rifat-nya; Ahlussunnah Waljama‘ah adalah Ahlulhaqq, yaitu orang-orang yang meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan haq yang dihasilkan melalui berbagai hujjah dan burhan dari Allah swt. Ahlussunnah Waljama’ah adalah lawan dari Ahlul-ahwa` (pangikut hawa nafsu), yaitu mereka (ahlul kiblat / orang Islam) yang keyakinanya berbeda dengan keyakinan Ahlussunnah, seperti kelompok Jabariyyah, Qadariyyah, Rawaafidl (syi'ah ekstrem), Khawaarij, Mu’athilah dan Musyabbihah, dimana setiap kelompok dari padanya terpecah menjadi 12 kelompok, maka jumlahnya menjadi 72 kelompok.
Perkataan Aljurjani ini sesuai dengan kondisi zaman saat itu. Sedang untuk kondisi zaman kekinian, Ahlul-ahwa' walbida' (pengikut hawa nafsu dan bid'ah) adalah umat Islam (ahlul qiblat) yang keyakinan, amaliyah dan perjuangannya mengikuti / terhadap idiologi komunisme (termasuk sosialisme) dan ideologi kapitalisme, berikut seperangkat ide, pemikiran, sistem dan hukum yang memancar dari keduanya, seperti sekularisme, liberalisme, libertinisme, pluralisme, singkretisme, demokrasi, HAM, dialog antar agama, doa bersama lintas agama, dll. Karena problem, penyimpangan serta tantangan atas Islam dan kaum muslim itu dari masa kemasa dan dari generasi ke genarasi mengalami perubahan dan perkembangan. Oleh karena itu doktrin/ajaran yang diyakini, dipraktekkan dan didakwahkan oleh Qadhi Taqiyyuddin An-Nabhani serta para syabab Hizbut Tahrir, adalah doktrin Ahlussunnah Waljama’ah pada masa ini dan bagi generasi ini, juga sebagai pelengkap serta penyempurna juga kritik terhadap doktrin yang telah ada, karena yang namanya manusia itu tidak ada yang sempurna, kecuali baginda Nabi Muhammad Saw. Dan fakta serta realita Salafush Shalih dan Para Imam Mujtahid juga saling mengkritik, melengkapi dan menyempurnakan, tidak saling menyesatkan.
Kesimpulan diatas diambil dari hadis-hadis berikut;
'An Abdillah ...
عن عبد الله بن عمرو بن العاص قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: "اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ على إحدى وسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَسَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهَا فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً"، قَالُوْا: "مَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟" قَالَ: "مَنْ كَانَ عَلَى مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي". رواه الترمذي فى الإيمان في باب ما جاء فى افتراق هذه الأمة من سننه ورواه أيضا الإمام أجمد فى المسند وإسناده صحيح.
Dari Abdullah Ibn ‘Amer Ibn al-‘Aash; Rasulullah saw bersabda: ”Umat Yahudi telah terpecah menjadi 71 kelompok, umat Nasrani telah terpecah menjadi 72 kelompok, dan umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok dimana semuanya masuk neraka kecuali satu kelompok”. Shahabat bertanya; ”Siapakah mereka, wahai Rasulullah?”. Beliau Nabi bersabda; ”Siapa saja orang yang berpegang teguh (meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan) dengan sunnah (doktrin, tuntunan atau metode) ku dan (sunnah) para sahabatku”. HR at-Turmudzi dalam kitab Iman dalam bab terpecah belahnya umat, dan Imam Ahmad dalam Musnadnya, dan isnadnya shahih.
Wafii riwaayatin ...
وفى رواية الطبراني: إِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فرقةً وستفترق أمتي علي ثلاثٍ وسبعينَ فر قةً وَاحِدَةٌ مِنْهَا نَاجِيَةٌ وَالْبَاقُوْنَ هَلاَكَى". قالوا : "وَمَا النَّاجِيَةُ يا رسولَ الله؟". قال: "أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ"، قَالُوْا: "وَمَا أهلُ السنةِ والجماعةِ؟"، قال: "مَنْ كَانَ عَلَى مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي".
Dalam riwayat at-Thabarani, Nabi saw bersabda; ”Yahudi telah terpecah menjadi 71 kelompok. Nasharo telah terpecah menjadi 72 kelompok. Dan umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok, darinya hanya ada satu kelompok yang selamat, sedang yang lain semuanya rusak”. Shabat bertanya: ”Siapakah kelompok yang selamat itu, wahai Rasulullah ?”. Beliau bersabda: ”Ahlussunah Waljama’ah”. Mereka bertanya; ”Siapakah Ahlussunah Waljama’ah itu ?”. Beliau bersabda; ”Siapa saja orang yang berpegang teguh (meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan) dengan sunnah (doktrin, tuntunan atau metode) ku pada hari ini dan (sunnah) para sahabatku”. Dan hadits-hadits yang lainnya yang tdk saya sebutkan disini.
BAGAIMANA MENJADI AHLUSSUNNAH WALJAMA'AH
Menjadi Ahlussunah Waljama’ah itu harus dengan berpegang teguh kepada Sunnah Nabi Saw dan Sunnah Para Sahabatnya. Nabi Saw bersabda:
Uushiikum ...
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى إِخْتِلَافًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فىِ النَّارِ. رواه أحمد وأبو داود والترميذي وابن ماجه.
"Aku wasiatkan kepada kalian dengan bertaqwa kepada Allah azza wajalla, mendengar dan taat (kepada khalifah / amir), meskipun kalian dipimpin oleh seorang hamba sahaya, karena sesungguhnya siapa saja di antara kalian yang masih diberi hidup, maka ia akan melihat banyak perselisihan. Maka hendaklah kalian berpegang teguh (meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan) terhadap sunnahku dan sunnah para khalifah yang cerdas dan mendapat petunjuk, gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham, dan jauhilah segala perkara yang baru, karena setiap perkara yang baru adalah bid'ah, setiap bid'ah adalah sesat dan setiap sesat adalah di neraka". HR Imam Ahmad, Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Majah.
Dalam hal ini Syaikh Abdul Qadir Aljailany dalam kitab Alghunyah-nya menegaskan :
Fa'alalmu'mini ...
فعلى المؤمن اتباع السنة والجماعة فالسنة ما سنه رسول الله صلى الله عليه وسلم والجماعة ما اتفق عليه أصحابه رضي الله عنهم أجمعين في خلافة الأئمة الأربعة الخلفاء الراشدين المهديين رضي الله عنهم أجمعين .
Orang mukmin harus mengikuti Sunnah dan Jama'ah. Sunnah ialah apa saja yang telah dijelaskan / ditetapkan oleh Rasulullah Saw. Dan Jama'ah ialah apa saja yang telah disepakati oleh para sahabatnya di dalam khilafah empat imam alkhulafaa' arrosyidiin almahdiyyiin rodliyallahu 'anhum ajma'iin.
Wa anlaa yukaatsira ...
وأن لا يكاثر أهل البدع ولا يدانيهم ولا يسلم عليهم لأن الإمام أحمد قال : من سلم على صاحب البدعة فقد أحبه لقوله صلى الله عليه وسلم : أفشوا السلام بينكم تحابوا. ولا يجالسهم ولا يعزيهم ولا يهنئهم في الأعياد وأوقات السرور ولا يصلي عليهم إذا ماتوا ولا يترحم عليهم إذا ذكروا بل يباينهم ويعاديهم فى الله عز وجل معتقدا محتسبا بذالك الثواب الجزيل والأجر الكثير.
Dan tidak memperbanyak ahli bid'ah, tidak mendekati mereka, tidak memberi salam kepada mereka, dimana Imam Ahmad telah berkata; "Siapa saja yang memberi salam kepada ahli bid'ah, maka ia benar-benar telah mencintainya, karena sabda Nabi Saw; "Sebarkanlah salam diantara kalian, maka kalian akan saling mencintai", tidak duduk-duduk dengan mereka, tidak takziah kepada mereka, tidak tahniah / mengucapkan selamat kepada mereka di dalam hari raya dan saat-saat bahagia, tidak menyalati mereka ketika mereka mati, dan tidak mengucapkan rahimahullah ketika mereka disebut, tetapi meninggalkan mereka dan memusuhi mereka, semata-mata karena Allah 'azza wajalla, dengan penuh yakin serta mengharap pahala yang besar dan melimpah. (Syarhul Majalisis Saniyyah filkalaami 'alal Arba'iinan Nawawiyyah, hal. 88).
AKHIR KALAM
Jadi, menjadi Ahlussunnah Waljama'ah itu beda dengan menjadi pengikut Ahlussunnah Waljama'ah. Sejumlah hadits serta pernyataan Syaikh Abdul Qadir Jailani rh diatas menyuruh kita agar manjadi Ahlussunnah Waljama'ah, bukan menjadi pengikut Ahlussunnah Waljama'ah. Ketika kita menjadi Ahlussunnah Waljama'ah, maka kita juga layak disebut sebagai Firqah Najiyah/ kelompok yang selamat dari jatuh kedalam neraka jahannam ketika menyeberangi Shirath, Thaifah Qawwamah/ kelompok penegak haq, Thaifah Zhahirah/ kelompok yang menang, dan Ghuraba/ kelompok minoritas yang dikemudian hari menjadi Sawad A'zham/ kelompok mayoritas.
Adapun menjadi pengikut Ahlussunnah Waljama'ah itu tidak dijamin selamat dari jatuh kedalam neraka Jahannam. Karena pengikut itu ada yang mengikuti dengan ihsan/berbuat baik dan ada yang mengikuti dengan isa-ah/berbuat buruk, seperti halnya mereka yang paling mengklaim menjadi pengikut Ahlussunnah Waljama'ah yang perbuatannya adalah perbuatan ahlunnaar/ ahli neraka seperti memitnah dan menolak dakwah kepada Syariah dan Khilafah. Wallahu a'lam bishshawwaab (Abulwafa Romli).
Anda setuju, tinggalkan jejak dan sebarluaskan!
Komentar
Posting Komentar