Langsung ke konten utama

AYAT-AYAT THAGHUT (01)

MENGENAL THAGHUT

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Betapa urgennya pengetahuan seorang muslim, mu'min, muhsin, mukhlish, dan ASWAJA terkait Thaghut, apakah thaghut itu? Dan siapakah Thaghut itu? Bagaimana tidak urgen, Al-Qur'an dalam banyak ayatnya dan dengan terang dan tegas telah memposisikan Thaghut berhadap-hadapan langsung dengan Allah swt. Hukum dan sistem Thaghut adalah pembangkangan dan perlawanan terhadap hukum dan sistem Allah swt. Thaghut mengeluarkan manusia dari cahaya Islam kepada kegelap-gulitaan jahiliyah sebagai cermin dari kezaliman, kemaksiatan, kemungkaran, kemusyrikan, dan kekafiran.

Dari pendalaman pengetahuan terhadap Thaghut akan memancarkan kepastian mengenai status seseorang, apakah ia termasuk ASWAJA (Ahlussunnah Waljama'ah) ataukah termasuk AFIRWAQA (Ahlu Fir'aun wa Qarun). Apakah ia termasuk Ahlul Haq ataukah termasuk Ahlul Ahwa’ Wal Bida'? Apakah seseorang itu bertauhid ataukah bertasyrik? Apakah seseorang itu berakidah ataukah berkhurafat? Dan apakah seseorang itu layak mendapat ridha Allah ataukah mendapat murka-Nya?

Sekarang saatnya membaca, memahami, dan mentadabburi ayat-ayat tentang Thaghut, dan di bawah adalah delapan ayat terkait thaghut:

AYAT-AYAT THAGHUT

Ayat Pertama; Allah swt berfirman:

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus, dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". TQS Al-Baqarah [2]: 256.

Mengingkari Thaghut dan beriman kepada Allah swt adalah indikasi dari akidah yang benar karena term "Tali Yang Kokoh" adalah ungkapan dari "Agama Islam". Agama Islam disamakan dengan tali yang kokoh karena ada kesamaan diantara keduanya, yaitu tidak adanya kekhawatiran cacat (rusak) padanya.

Justru ketika Thaghut tidak diingkari, artinya sama-sama diimani, yakni kepada Allah beriman dan kepada Thaghut juga beriman, maka yang terjadi adalah cacat dan rusak dalam keimanan (akidah). Padahal keimanan ini merupakan inti dari pada doktrin ASWAJA. Keimanan kepada Allah atau kepada Thaghut adalah masalah hati dimana tidak ada yang tahu selain dari pada Allah swt dan orang yang bersangkutan, tetapi memiliki indikasi yang dapat terdeteksi oleh indra yang normal. Indikasinya adalah sikap dan perilaku seseorang terhadap hukum dan sistem dari keduanya. Ketika seorang muslim mengambil serta menerapkan hukum dan suistem Allah dalam kehidupan, bermasyarakat dan bernegara, serta mengingkari dan membuang hukum dan sistem Thaghut, maka perilaku ini mengindikasikan bahwa dia benar-benar beriman kepada Allah swt.

Ketika dia mengambil dan menerapkan hukum dan sistem Thaghut dalam kehidupan, bermasyarakat dan bernegara, serta mengingkari dan membuang hukum dan sistem Allah swt, maka perilaku ini mengindikasikan bahwa dia benar-benar beriman kepada Thaghut. Dan ketika ia sama- sama mengambil hukum dan sistem dari keduanya, maka ini mengindikasikan bahwa dia telah musyrik, munafik, atau murtad, karena telah membuang sebagian dari hukum dan sistem Allah swt dan menggantinya dengan hukum dan sistem Thaghut.

Dan juga ketika ia tidak mengambil dan menerapkan sama sekali dari hukum dan sistem dari keduanya, maka perilaku ini mengindikasikan bahwa dia adalah binatang atau orang gila.

Kemudian keislaman yang laksana tali yang kokoh atau tali yang amat kuat yang tidak dikhawatirkan cacat dan rusak, itu tidak akan pernah terwujud kecuali dalam keyakinan serta perilaku ber-Islam kaffah, yakni menerapkan syariat Islam secara total, tidak sepotong-sepotong atau sebagian-sebagian. Karena ketika syariat Islam ada yang ditingggalkan sebagian dan
diambil sebagian, ini menunjukkan adanya cacat dan rusak pada yang ditinggalkan.

Mengenai ber-Islam kaffah Allah swt berfirman;

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam agama Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagi kalian". TQS Al-Baqarah ayat 208.

Ber-Islam kaffah juga terwujud dalam keyakinan serta perilaku tidak mengikuti langkah-langkah syetan; baik syetan yang menyeru kepada kemaksiatan, kemungkaran, kezaliman, dan kekafiran; syetan yang menyeru kepada khurafat, takhayul, bid'ah, dan syirik; atau syetan sebagai pembuat hukum, sistem, dan undang-undang. Semua syetan-syetan tersebut sejatinya adalah Thaghut, baik dari jenis manusia maupun dari jenis jin, baik jin yang secara langsung menyesatkan manusia atau jin yang menjadi / memakai palantara manusia.

Ayat Kedua; Allah swt berfirman:

"Allah adalah pelindung bagi orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Sedang orang-orang yang kafir, pelindung- pelindungnya adalah Thaghut (syaitan), yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; Mereka kekal di dalamnya". TQS Al-Baqarah ayat 257.

Konotasi Allah wali bagi orang-orang beriman adalah Allah sebagai pengatur, pelindung, dan penolong mereka dari kehidupan dunia sampai kehidupan akhirat. Di dunia Allah telah mengeluarkan mereka dari kegelapan kekafiran kepada cahaya iman. Kekafiran disamakan dengan kegelapan indrawi, karena sama-sama membingungkan dan ketidak adaan petunjuk pada keduanya, begitu pula kelak pada hari Kiamat. Allah swt berfirman;

"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun". TQS An-Nur ayat 40.

Juga iman disamakan dengan cahaya karena sama-sama menjadi petunjuk di dunia, begitu pula kelak di akhirat, pada hari kiamat. Allah swt berfirman :

"Sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". TQS At-Tahrim [66]: 8.

Kekufuran adalah kegelapan maknawi di dunia, dan kegelapan indrawi kelak di akhirat. Sedang iman adalah cahaya maknawi di dunia, dan cahaya indrawi diakhirat kelak.

Pada ayat Thaghut kedua diatas juga Allah swt telah menjadikan Thaghut dalam posisi berhadap-hadapan dengan-Nya. Allah mengeluarkan manusia dari kegelapan, sedang Thaghut mengeluarkannya dari cahaya. Dan Allah memasukan manusia kepada cahaya, sedang Thaghut memasukkannya kepada kegelapan.

(bersambung . . . )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...