Langsung ke konten utama

MENANTI BANSER GARIS LURUS

Komandan Banser Instruksikan Sisir Media Publikasi Khilafah dan Tangkap para Pendukungnya

JAKARTA (Panjimas.com) – Komandan Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna (Satkornas Banser) H Alfa Isnaeni mengeluarkan instruksi untuk segenap anggotanya untuk menyisir dan mencopot setiap media publikasi yang mengampanyekan penolakan eksistensi NKRI dan Pancasila. Namun demikian, aksi pencopotan ini harus dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur hukum yang berlaku.

Alfa juga mengingatkan anggotanya agar melakukan aksinya sesuai dengan prosedur. Untuk mencopot spanduk berisi penolakan eksistensi NKRI, Pancasila, atau berisi dukungan sistem khilafah, atau pun menebar radikalisme, Banser mesti melancarkan aksinya bersama-sama, tidak sendirian.

“Sebelum dicopot, harus difoto terlebih dulu. Catat tempat spanduk tersebut, dan catat pukul pencopotan. Spanduk yang dicopot, dilipat baik-baik dan selanjutnya serahkan kepada yang berwajib seperti Satpol PP atau kepolisian. Minta tanda terima, dan upayakan saat serah-terima difoto,” kata Alfa Isnaeni, Ahad (17/4).

Ia menenkankan pentingnya Banser berkoordinasi dengan komandan. “Laporkan tindakan secepatnya melalui sms atau whats-app. Tetap jaga kondusifitas lingkungan,” pesan Alfa.

Ia secara tegas meminta seluruh anggotanya untuk membersihkan spanduk, poster, pamflet, dan sebagainya yang mempropagandakan sistem khilafah, serta menebar paham radikalisme.

Banser, kata Alfa, harus menangkap dan mengamankan oknum yang menebar radikalisme serta menolak eksistensi NKRI, seperti diinstruksikan oleh Ketua Umum GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas.

“Banser siap melaksanakan perintah Ketum GP Ansor. Kami telah perintahkan seluruh jajaran Banser untuk melaksanakan perintah itu,” tandas Alfa. [AW/NU Online]

TANGGAPAN SAYA :

1. Masalah NKRI dan Pancasila adalah masalah politik. Sedangkan NU itu sudah kembali ke khiththah 1926, yakni tidak berpolitik. Maka ketika ada sekelompok orang mengatasnamakan NU atau lembaga dalam NU yang melakukan aktifitas politik atau berpolitik, maka mereka secara otomatis sudah keluar dari NU atau mereka sudah bukan orang NU lagi.

2. Masalah NKRI dan Pancasila adalah masalah politik. Sedang yang paling bertanggungjawab menjaga NKRI dan Pancasila adalah TNI dan POLRI sebagai alat negara atau pemerintah. Loh, wong TNI dan POLRI-nya saja diam, bahkan mereka menebar senyum kepada para pejuang khilafah, tiba-tiba Banser sok jadi pahlawan NKRI dan Pancasila, ada apa ini?!

3. NU itu dalam masalah fiqhiyyah mengikuti salah satu dari Empat Imam madzhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i atau Imam Ahmad). Sedankan kewajiban menegakkan Khilafah itu bukan hanya pendapat salah satu Empat Imam madzhab, tatapi menjadi kesepakatan Empat Imam madzhab. Oleh karenanya, ketika ada sekelompok orang atau lembaga yang menolak dan menghalangi dakwah Syariah dan Khilafah, sesungguhnya mereka itu bukan orang NU, tetapi hanya mengatasnamakan NU, bahkan bisa tergolong menjual NU dengan harga sekian dan sekian.

4. Menebarkan paham radikalisme? Justru tindakan Banser itu kan tergolong radikalisme. Jadi masalahnya adalah radikalisme. Salah tempat kalau ditujukan kepada para pejuang khilafah. Seharusnya radikalisme itu ditujukan kepada kaum agamawan kristen yang menolak kemajuan ilmu dan teknologi. Kalau para pejuang khilafah dikatakan radikalisme hanya karena sikap radikal kepada agamanya, maka Banser tentu lebih radikalisme karena radikal kepada ideologi kapitalisme, sekulariame, demokrasi, HAM, pluralisme, sinkretisme dll, dengan dalih NKRI dan Pancasila. Dan tentu tindakan Banser yang tergolong tindakan kekerasan mencabuti simbol-simbol Islam (khilafah) adalah lebih radikalisme dari pada aktifitas para pengemban dakwah yang tanpa kekerasan.

5. ... ... ...

SAYA MENANTI BANGKITNYA BANSER GARIS LURUS, SEBAGAIMANA BANGKITNYA NU GARIS LURUS, MESKIPUN HANYA NGAKU-NGAKU GARIS LURUS ...

Tanggapan anda gimana?

Komentar

  1. Sepakat. Dan jika ia dlm posisi "merasa benar" dengan sikap dan tindakannya, mari kita dialog / diskusi secara ahsan, sebagaimana tabiat para ulama.

    BalasHapus
  2. Mari buktikan siapa yang paling pancasilais?mari buktikan siapa yang paling nasionalis?sy nentang demokrasi karena sy tau demokrasi gak sesuai pancasila,sy emoh demokrasi karna sy cinta negri ini....sy gak rela negri ini di kotak-kotak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...