Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Alloh SWT berfirman:
ﺍﻫﺪﻧﺎ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ، ﺻﺮﺍﻁ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖَ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ ﺍﻟﻀﺎﻟﻴﻦ .
“Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. QS al-Fatihah [1]: 6-7.
Dan firmanNya:
ﻭﺃﻥَّ ﻫﺬﺍ ﺻِﺮَﺍﻃِﻲ ﻣﺴﺘﻘﻴﻤًﺎ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮْﻩُ، ﻭﻻ ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻕَ ﺑﻜﻢ ﻋﻦ ﺳﺒﻴﻠﻪ، ﺫﺍﻟﻜﻢ ﻭﺻّﺎﻛﻢ ﺑﻪ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗَﺘَﻘُﻮْﻥَ .
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. QS al-An’am [6]: 153.
Dan hadits :
ﺭﻭﻯ ﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﻨﻲ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﺧﻂ ﻟﻨﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻮﻣﺎ ﺧﻄﺎ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﻫﺬﺍ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﺛﻢ ﺧﻂ ﺧﻄﻮﻃﺎ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻭﺧﻄﻮﻃﺎ ﻋﻦ ﺷﻤﺎﻟﻪ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﻫﺬﻩ ﺳﺒﻞ، ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺳﺒﻴﻞ ﻣﻨﻬﺎ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﻳﺪﻋﻮ ﺇﻟﻴﻬﺎ، ﺛﻢ ﻗﺮﺃ ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺔ : ﻭﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﺻﺮﺍﻃﻲ ....
Imam Daruquthni meriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud ra berkata: “Pada suatu hari Rasulullah SAW membuat satu garis untuk kami, lalu beliau bersabda: “Ini adalah jalan Alloh”. Lalu membuat garis-garis dari sisi kanannya, dan garis-garis dari sisi kirinya, lalu bersabda: “Ini adalah jalan-jalan, dimana pada setiap jalan darinya ada setan yang menyeru kepadanya”. Lalu beliau membaca ayat itu…”.
Dan hadits :
ﻭﺭﻭﻯ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻛﻨﺎ ﺟﻠﻮﺳﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﺨﻂ ﺧﻄﺎ ﻫﻜﺬﺍ ﺃﻣﺎﻣﻪ ﻓﻘﺎﻝ : ﻫﺬﺍ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺧﻄﻴﻦ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻭﺧﻄﻴﻦ ﻋﻦ ﺷﻤﺎﻟﻪ ﻭﻗﺎﻝ : ﻫﺬﻩ ﺳﺒﻞ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ، ﺛﻢ ﻭﺿﻊ ﻳﺪﻩ ﻓﻰ ﺍﻟﺨﻂ ﺍﻷﻭﺳﻂ ﺛﻢ ﺗﻼ ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺔ : ﻭﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﺻﺮﺍﻃﻲ ....
Dan Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Jabir ra berkata: “Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah SAW, lalu beliau membuat garis seperti ini di depannya, lalu beliau bersabda: “Ini jalan Alloh”. Dan beliau membuat dua garis disebelah kanannya dan dua garis disebelah kirinya, lalu bersabda: “Ini jalan-jalan setan”. Lalu meletakkan tangannya pada garis tengah, lalu membaca ayat itu…”.
Shiroth di akhirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka Jahannam. Manusia dari yang pertama sampai yang terakhir semuanya akan sampai pada jembatan itu. Para Nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab, orang-orang mukmin, dan orang-orang kafir semuanya akan pergi ke surga. Akan tetapi orang-orang kafir tidak dapat melewati shiroth sampai selesai, tapi hanya sebagiannya, kemudian mereka berjatuhan ke neraka. Mereka semua terdiam, kecuali Para Nabi sama memohon: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”. Sedangkan Nabi kita Muhammad SAW berkata: “Umatku, umatku, aku tidak minta kepada Engkau untuk diriku dan tidak pula untuk Fathimah putriku”.
lShiroth itu terdiri dari bulu mata (idep) malaikat Malik penjaga neraka. Panjangnya, miturut riwayat dari Mujahid dan Dlahak, adalah jarak perjalanan tiga ribu tahun; seribu naik, seribu turun, dan seribu mendatar. Sedangkan miturut riwayat dari imam Fudlayl in ‘Iyadl panjangnya adalah jarak perjalanan lima belas ribu tahun; lima ribu naik, lima ribu turun, dan lima ribu mendatar.
Shiroth itu lebih kecil daripada rambut manusia dan lebih tajam daripada pedang. Ujung pertamanya berada di tanah kiamat, sedang ujung terakhirnya berada di tanah surga.
Alloh SWT berfirman:
ﻭﺇﻥْ ﻣﻨﻜﻢ ﺇﻻ ﻭﺍﺭﺩُﻫَﺎ، ﻛﺎﻥَ ﻋﻠﻰ ﺭﺑِّﻚ ﺣَﺘْﻤًﺎ ﻣَﻘْﻀِﻴًﺎ، ﺛُﻢَ ﻧُﻨَﺠِّﻲ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍﺗَّﻘَﻮْﺍ ﻭَﻧَﺬَﺭُ ﺍﻟﻈﺎﻟﻤﻴﻦَ ﻓﻴﻬﺎ ﺟِﺜِﻴًّﺎ .
“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut”. QS Maryam [19]: 71-72.
Sulaiman bin Murroh berkata: “Manusia semua akan masuk neraka Jahannam”, ia mengulurkan kedua jarinya kapada kedua telinganya seraya berkata: “Aku akan tuli apabila aku tidak mendengar Rasulullah SAW bersabda:
ﻻ ﻳﺒﻘﻰ ﺑﺮ ﻭﻻ ﻓﺎﺟﺮ ﺇﻻ ﺩﺧﻠﻬﺎ، ﻓﺘﻜﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺑﺮﺩﺍ ﻭﺳﻼﻣﺎ ﻛﻤﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺣﺘﻰ ﺃﻥ ﻟﻠﻨﺎﺭ ﺿﺠﻴﺠﺎ ﻣﻦ ﺑﺮﺩﻫﻢ، ﺛﻢ ﻳﻨﺠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﺗﻘﻮﺍ ﻭﻳﺬﺭ ﺍﻟﻈﺎﻟﻤﻴﻦ ﻓﻴﻬﺎ ﺟﺜﻴﺎ .
“Tidak ada orang baik dan tidak pula orang buruk kecuali masuk neraka. Tetapi neraka itu dingin dan selamat bagi orang mukmin, seperti halnya bagi nabi Ibrohim. Sehingga neraka menjerit karena dinginnya orang mukmin. Kemudian Alloh akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut”. Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata: “Hadits Gharib dan para imam hadits tidak mengeluarkannya.
Rasululloh SAW bersabda:
ﻳﺮﺩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻛﻠﻬﻢ ﺛﻢ ﻳﺼﺪﺭﻭﻥ ﻋﻨﻬﺎ ﺑﺄﻋﻤﺎﻟﻬﻢ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﻴﺬﻱ ﻭﺃﺣﻤﺪ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ .
“Semua manusia akan sampai ke neraka, kemudia mereka akan keluar dari neraka dengan amal perbuatan mereka di dunia”. HR Turmudzi dan Ahmad dari Abdulloh bin Mas’ud ra.
Dan hadits :
ﻭﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻳﺮﺩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ، ﻭﻭﺭﻭﺩﻫﻢ ﻗﻴﺎﻣﻬﻢ ﺣﻮﻝ ﺍﻟﻨﺎﺭ، ﺛﻢ ﻳﺼﺪﺭﻭﻥ ﻋﻦ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺑﺄﻋﻤﺎﻟﻬﻢ، ﻓﻤﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﻤﺮ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﺒﺮﻕ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﻤﺮ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﺮﻳﺢ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﻤﺮ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﻄﻴﺮ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﻤﺮ ﻛﺄﺟﻮﺩ ﺍﻟﺨﻴﻞ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﻤﺮ ﻛﺄﺟﻮﺩ ﺍﻹﺑﻞ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻳﻤﺮ ﻛﻌﺪﻭ ﺍﻟﺮﺟﻞ، ﺣﺘﻰ ﺃﻥ ﺁﺧﺮﻫﻢ ﻣﺮّﺍً ﺭﺟﻞ ﻧﻮﺭﻩ ﻋﻠﻰ ﻣﻮﺿﻊ ﺃﺑﻬﺎﻣﻲ ﻗﺪﻣﻴﻪ ﻳﻤﺮ ﻓﻴﺘﻜﻔﺄ ﺑﻪ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ، ﻭﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺩﺣﺾ ﻣﺰﻟﺔ، ﻋﻠﻴﻪ ﺣﺴﻚ ﻛﺤﺴﻚ ﺍﻟﻘﺘﺎﺩ، ﺣﺎﻓﺘﺎﻩ ﻣﻼﺋﻜﺔ ﻣﻌﻬﻢ ﻛﻼﻟﻴﺐ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻳﺨﺘﻄﻔﻮﻥ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻭﺫﻛﺮ ﺗﻤﺎﻡ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺣﺎﺗﻢ .
Abdulloh bin Mas’ud ra berkata: “Semua manusia kan mendatangi shiroth. Mereka sama berdiri di atas neraka. Kemudian mereka akan keluar dari shiroth dengan amal perbuatan mereka di dunia. Dari mereka ada yang melintas seperti kilat, ada yang melintas seperti angin, ada yang melintas seperti burung, ada yang melintas seperti kuda pacuan, ada yang melintas seperti unta yang kesit, ada yang melintas seperti laki-laki berlari. Sehingga orang yang terakhir melintas adalah laki-laki yang cahayanya hanya menerangi kedua ibu jari kakinya, ia berjalan perlahan meniti shiroth dengan cahayanya itu. Padahal shiroth itu sangat licin dan menggelincirkan, di atasnya terdapat duri seperti duri pohon kelampis, dan di kedua tepinya ada banyak malaikat yang membawa besi-besi pengait yang terbuat dari api untuk mengaiti manusia…”. HR Ibnu Abi Hatim.
Ibnu Katsir rh dalam Tafsirnya berkata: “Firman Alloh, “Kemudian kami menyelamatkan orang-orang yang bertakwa”, yakni ketika semua makhluk telah melintas di atas neraka, dan telah terjatuh ke neraka orang-orang yang terjatuh, dari orang-orang kafir dan ahli maksiat, maka Alloh SWT menyelamatkan orang-orang mukmin yang bertakwa dari neraka dengan amalnya masing-masing. Maka bisa melintas di atas shiroth dengan cepat dan lambatnya itu tergantung pada amalnya msing-masing ketika di dunia. Sedangkan shiroth itu berubah-ubah bentuk dan bengkoknya bagi setiap orang yang melintas di atasnya tergantung ilmu dan amalnya ketika di dunia, akan tetapi hakekatnya adalah satu.
SHIROTH DI KEHIDUPAN DUNIA ITU ADA DUA MACAM:
Pertama : Shiroth mustaqim (jalan lurus), yaitu jalan yang mengantarkan kepada Allah SWT, yakni kepada rahmat serta ridla-Nya di surga. Shiroth ini adalah agama yang dibawa oleh Rasululloh SAW, yaitu agama Islam yang telah datang untuk mengatur; 1) interaksi manusia dengan Penciptanya, seperti terkait akidah dan ibadah, 2) interaksi manusia dengan dirinya, seperti terkait akhlak, makanan, minuman dan pakaian, dan 3) interaksi manusia dengan sesama manusianya, seperti terkait muamalah dan perundang-undangan.
Allah SWT berfirman:
ﺍﻫﺪﻧﺎ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ، ﺻﺮﺍﻁ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖَ ﻋﻠﻴﻬﻢ
“Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka”. Yaitu jalannya orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Alloh SWT, yaitu para nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh.
Dalam hal ini, Alloh SWT berfirman:
ﻭﻣﻦ ﻳﻄﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﻣﻊ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺒﻴﻴﻦ ﻭﺍﻟﺼﺪﻳﻘﻴﻦ ﻭﺍﻟﺸﻬﺪﺍﺀ ﻭﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﺣﺴﻦ ﺃﻭﻟﺌﻚ ﺭﻓﻴﻘﺎ.
“Dan Barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. QS an-Nisa’ [4]: 69.
Dan jalannya para ulama akhirat dan para wali Alloh, karena mereka adalah orang-orang yang beriman yang selalu bertakwa, dan orang-orang yang dikeluarkan oleh Alloh dari kegelapan (kekufuran) menuju cahaya (iman).
Alloh SWT berfirman:
ﻭﺃﻥَّ ﻫﺬﺍ ﺻِﺮَﺍﻃِﻲ ﻣﺴﺘﻘﻴﻤًﺎ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮْﻩُ، ﻭﻻ ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻕَ ﺑﻜﻢ ﻋﻦ ﺳﺒﻴﻠﻪ، ﺫﺍﻟﻜﻢ ﻭﺻّﺎﻛﻢ ﺑﻪ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗَﺘَﻘُﻮْﻥَ .
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. QS al-An’am [6]: 153.
Dan hadits :
ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻨﻮﺍﺱ ﺑﻦ ﺳﻤﻌﺎﻥ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ : ﺿﺮﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺜﻼ، ﺻﺮﺍﻃﺎ ﻣﺴﺘﻘﻴﻤﺎ، ﻭﻋﻦ ﺣﻨﺒﻲ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺳﻮﺭﺍﻥ، ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﻣﻔﺘﺤﺔ، ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻷﺑﻮﺍﺏ ﺳﺘﻮﺭ ﻣﺮﺧﺎﺓ، ﻭﻋﻠﻰ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺩﺍﻉ ﻳﻘﻮﻝ : ﻳﺎﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﺩﺧﻠﻮﺍ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻭﻻ ﺗﻔﺮﻗﻮﺍ، ﻭﺩﺍﻉ ﻳﺪﻋﻮ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ . ﻓﺈﺫﺍ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﻔﺘﺢ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ ﺍﻷﺑﻮﺍﺏ ﻗﺎﻝ : ﻭﻳﺤﻚ ﻻ ﺗﻔﺘﺤﻪ ﻓﺈﻧﻚ ﺇﻥ ﺗﻔﺘﺤﻪ ﺗﻠﺠْﻪ . ﻓﺎﻟﺼﺮﺍﻁ ﺍﻹﺳﻼﻡ، ﻭﺍﻟﺴﻮﺭﺍﻥ ﺣﺪﻭﺩ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺍﻷﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻤﻔﺘﺤﺔ ﻣﺤﺎﺭﻡ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺫﻟﻚ ﺍﻟﺪﺍﻉ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺍﻟﺪﺍﻉ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﻭﺍﻋﻆ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻰ ﻗﻠﺐ ﻛﻞ ﻣﺴﻠﻢ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﻴﺬﻱ ﻭﻗﺎﻝ : ﺣﺴﻦ ﻏﺮﻳﺐ .
Dari Nawwas bin Sam’an bahwa Rasululloh SAW bersabda: “Alloh telah membuat perumpamaan shiroth mustaqim, pada dua sisi shiroth terdapat dua dinding, pada keduanya terdapat pintu-pintu terbuka, pada pintu-pintu itu terdapat kain-kain penutup, dan di atas pintu shiroth ada yang menyeru: “Wahai manusia masuklah kamu semua kepada shiroth mustaqim, dan jangan bercerai-berai”, dan ada penyeru dari atas shiroth, ketika ada manusia yang hendak membuka satu dari pintu-pintu itu, maka penyeru berkata: “Awas, kamu jangan membukanya, karena kalau kamu membukanya, maka kamu memasukinya”. Shiroth itu agama Islam, dua dinding itu hudud Alloh, pintu-pintu yang terbuka adalah segala yang diharamkan Alloh, penyeru yang di depan shiroth adalah kitab Alloh, dan penyeru yang di atas shiroth adalah pengingat Alloh di hati setiap muslim”. HR Imam Ahmad, Nasai dan Turmudzi. Turmudzi berkata: “Hadits hasan atau gharib.
Shiroth mustaqim itu seperti pada firman Alloh SWT:
ﻳﺎﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮﺍ ﺍﺩﺧﻠﻮﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻠﻢ ﻛﺎﻓﺔ ﻭﻻ ﺗﺘﺒﻌﻮﺍ ﺧﻄﻮﺍﺕ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺇﻧﻪ ﻟﻜﻢ ﻋﺪﻭ ﻣﺒﻴﻦ .
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan, karena setan itu musuh yang nyata bagi kalian”. QS al-Baqaroh [2]: 208.
Karena di kehidupan dunia ini manusia tidak akan dapat melintasi shiroth mustaqim, kecuali ketika telah terikat dengan hukum-hukum syariat Islam dalam semua amal perbuatannya, baik yang berhubungan dengan akidah dan ibadah, yang berhubungan dengan akhlak, makanan dan pakaian, atau yang berhubungan dengan muamalah, perundang-undangan dan sanksi hukuman; baik yang berhubungan dengan sistem, UUD, dan undang-undang yang lain, maupun yang berhubungan dengan pemikiran, ide, konsep atau keyakinan.
Kedua: Shiroth Ghairu Mustaqim (jalan yang tidak lurus), yakni jalan yang bengkok dan berliku. Yaitu jalannya orang-orang yang dimurkai Alloh dan orang-orang yang sesat dan menyesatkan. Mereka adalah kaum Yahudi dan Nasrani, atau kaum kuffar, musrikin, munafiqin, zhalimin dan fasiqin, karena Alloh SWT berfirman:
ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ ﺍﻟﻀﺎﻟﻴﻦ .
“Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.
Mereka yang dimurkai adalah kaum Yahudi, karena Alloh SWT berfirman terkait mereka:
“Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, Yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi[1] dan (orang yang) menyembah thaghut?". mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus”. QS al-Maidah [5]: 60.
[1] Yang dimaksud disini Ialah: orang-orang Yahudi yang melanggar kehormatan hari Sabtu (Lihat surat Al Baqarah ayat 65).
Dan firmanNya:
“Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu"[1], sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu[2] dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya, dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan”. QS al-Maidah [5]: 64.
[1] Maksudnya ialah kikir.
[2] Kalimat-kalimat ini adalah kutukan dari Allah terhadap orang-orang Yahudi berarti bahwa mereka akan terbelenggu di bawah kekuasaan bangsa-bangsa lain selama di dunia dan akan disiksa dengan belenggu neraka di akhirat kelak.
Adapun mereka yang sesat adalah kaum Nasrani, karena Alloh SWT berfirman terkait mereka:
“Katakanlah: "Hai ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". QS al-Maidah ayat 77.
Dan karena ada hadits,
ﺇﻥ ﺍﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻫﻢ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺃﻥ ﺍﻟﻀﺎﻟﻴﻦ ﻫﻢ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ .
“Sesungguhnya mereka yang dimurkai adalah kaum Yahudi, sedang mereka yang sesat adalah kaum Nasrani”. HR Imam Ahmad dan Turmudzi dari Samak bin Harb ra.
Jadi shiroth ghairu mustaqim (jalan yang tidak lurus) itu tercermin pada perilaku mengikuti langkah-langkah syetan dan mengikuti jalan-jalan kaum Yahudi dan Nasrani. Sedangkan kaum musyrikin, munafiqin, zhalimin dan fasiqin, maka mereka semua adalah orang-orang yang telah mengikuti langkah-langkah setan, dan mengikuti jalan-jalan kaumYahudi dan Nasrani.
Langkah-langkah setan dan jalan-jalan kaum Yahudi dan Nasrani adalah berbagai kekufuran, kemusyrikan, kebid’ahan, kemunkaran, dan kemaksiatan. Juga berbagai akidah, ideologi, pemikiran, ide, konsep, hukum, dan sistem, yang semuanya kufur dan syirik. Seperti materialisme, komunisme, sosialisme, sekularisme, kapitalisme, demokrasi, HAM, libertinisme, pluralisme, sinkretisme, nasionalisme, doa bersama lintas agama, dialog antar agama (yang keduanya digagas oleh kaum kufar), UUD dan undang-undang lain yang menyalahi dan kontradiksi dengan hukum-hukum syariat Islam. Dan berbagai budaya, ritual dan spiritual kaum Yahudi dan Nasrani yang lain. Semua di atas pada hakekatnya adalah kesesatan. Apalagi di tambah dengan menyeru kepada kesesatan.
Rasulullah SAW bersabda:
ﺃﻳﻤﺎ ﺩﺍﻉ ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻰ ﺿﻼﻟﺔ ﻓﺎﺗﺒﻊ، ﻓﺈﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺜﻞ ﺃﻭﺯﺍﺭ ﻣﻦ ﺍﺗﺒﻌﻪ، ﻭﻻ ﻳﻨﻘﺺ ﻣﻦ ﺃﻭﺯﺍﺭﻫﻢ ﺷﻴﺌﺎ . ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺩﺍﻉ ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻰ ﻫﺪﻯ ﻓﺎﺗﺒﻊ، ﻓﺈﻥ ﻟﻪ ﻣﺜﻞ ﺃﺟﻮﺭ ﻣﻦ ﺍﺗﺒﻌﻪ، ﻭﻻ ﻳﻨﻘﺺ ﻣﻦ ﺃﺟﻮﺭﻫﻢ ﺷﻴﺌﺎ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ .
“Siapa saja yang menyeru kepada kesesatan lalu diikuti, maka ia mendapat dosanya orang-orang yang mengikutinya dan tidak mengurangi sedikitpun dari dosa mereka. Dan siapa saja yang menyeru kepada petunjuk lalu diikuti, maka ia mendapat pahalanya orang-orang yang mengikutinya dan tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka”. HR Ibnu Majah dari Anas ra.
Dalam riwayat lain Nabi SAW bersabda:
ﻣﻦ ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻰ ﻫﺪﻯ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻷﺟﺮ ﻣﺜﻞ ﺃﺟﻮﺭ ﻣﻦ ﺗﺒﻌﻪ، ﻻ ﻳﻨﻘﺺ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺃﺟﻮﺭﻫﻢ ﺷﻴﺌﺎ . ﻭﻣﻦ ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻰ ﺿﻼﻟﺔ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻹﺛﻢ ﻣﺜﻞ ﺁﺛﺎﻡ ﻣﻦ ﺗﺒﻌﻪ، ﻻ ﻳﻨﻘﺺ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺁﺛﺎﻣﻬﻢ ﺷﻴﺌﺎ . ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﻣﺴﻠﻢ ﻭﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ .
“Barang siapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia mendapat pahala seperti pahalanya orang-orang yang mengikutinya dan tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa yang menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosanya orang-orang yang mengikutinya dan tidak mengurangi sedikitpun dari dosa mereka”. HR Ahmad, Muslim dan empat Imam dari Abu Hurairoh ra.
PENUTUP
Syaikh Abdulwahhab bin Ahmad bin Ali al-Anshari asy-Syafi’i al-Mishri asy-Sya’roni berkata:
ﻗﺎﻝ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﺸﻒ : ﺇﻥ ﺍﻟﻤﺸﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻫﻨﺎ ﻻ ﻫﻨﺎﻙ، ﻓﻴﺠﻨﻲ ﻛﻞ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺛﻤﺮﺓ ﻋﻤﻠﻪ، ﻓﻤﻦ ﺯﻝ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻫﻨﺎ ﺯﻟﺖ ﻗﺪﻣﻪ ﻫﻨﺎﻙ ﺑﻘﺪﺭ ﻣﺎ ﺯﻝ ﻫﻨﺎ .
Ahli kasyaf berkata: “Sesungguhnya berjalan di atas shiroth hakekatnya itu hanya di sini (dunia), tidak di sana (akhirat). Jadi setiap manusia akan memetik buah amalnya. Barang siapa di sini tergelincir dari syariat, maka di sana kakinya akan tergelincir, sesuai ketergelincirannya di sini”. (al-Mizan al-Kubro, hal. 52).
Wallahu a'lam bishshawwab...
Komentar
Posting Komentar