Langsung ke konten utama

AYAT-AYAT THAGHUT (03)

Ayat Keempat ; Allah swt berfirman;

"Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)". TQS An-Nahel [16]: 36.

Pada ayat ini Allah swt memberi informasi kepada kita bahwa Dia telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat, dan bahwa tugas utama Rasul adalah menyeru umatnya agar menyembah Allah  dan menjauhi Thaghut, dengan arti tidak menyembahnya. Disini juga ada dua sisi yang berlawanan dan ada dua posisi yang berhadap-hadapan, yaitu menyembah Allah dan menjauhi Thaghut. Menyembah Allah berarti mendapat petunjuk karena menjauhi Thaghut, sedang menyembah Thaghut berarti telah tersesat karena menjauhi Allah swt.

Ayat Kelima ; Allah swt berfirman:

"Katakanlah: "Apakah akan Aku beritakan kepada kalian tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi, dan (orang yang) menyembah thaghut?". mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus". TQS Al- Maaidah [5]: 60.

Pada ayat ini Allah swt telah menjelaskan perihal orang yang sangat buruk pembalasannya di akhirat kelak, yaitu orang-orang Yahudi yang telah dilaknat dan dimurkai oleh Allah swt.
Sehingga kaum mudanya dijadikan kera dan kaum tuanya dijadikan babi. Tidak menutup kemungkinan bahwa laknat dan murka Allah swt terhadap mereka itu akibat perilaku mereka yang menyembah dan mengikuti Thaghut. Dan akibat menyembah Thaghut juga mereka mendapat posisi yang lebih buruk dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. Seperti diatas bahwa Thaghut mengeluarkan mereka dari cahaya iman kepada kegelapan kufur. Padahal imanlah yang
meninggikan derajat seseorang di sisi Tuhannya, dan kufurlah yang menjatuhkannya ketempat yang paling buruk, paling rendah, dan paling sesat. Kekufuran dapat terjadi ketika seseorang menyembah dan mengikuti Thaghut, karena posisi Thaghut yang selalu berseberangan dan
kontradiksi dengan Allah swt. Menyembah Allah meniscayakan kufur terhadap Thaghut, dan menyembah Thaghut meniscayakan kufur terhadap Allah swt.

Sedangkan menyembah keduanya adalah syirik, yakni menyekutukan Allah dengan seseorang atau sesuatu yang dosanya tidak akan diampuni oleh Allah swt. Allah swt berfirman:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar". TQS An-Nisa [4]: 48.

Dan firman-Nya:
"Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". QS Lukman [31]: 13.

Dan firman-Nya:
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun". QS Al-Maaidah [5]: 72.

Ayat Keenam ; Allah swt berfirman;

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang- orang kafir (musyrik Mekah),
bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang- orang yang beriman". QS An- Nisa ayat 51.

Orang-orang yang diberi bahagian dari Al-Kitab adalah orang-orang Nasrani sedang kitabnya adalah Taurat. Mereka berkata kepada kafir Quraisy di Mekah, yaitu Abu Sufyan bersama rekan- rekannya. Kafir Quraisy berkata kepada orang Nasrani: "Apakah jalan kami lebih benar? Kami adalah penguasa Baitullah. Kami memberi minum orang haji. Kami memberi makan tamu. Kami membebaskan tawanan. Dan yang mengerjakan semua itu kami ataukah Muhammad? Sesengguhnya Muhammad telah menyalahi agama nenek moyangnya. Ia telah memutus rahim. Dan ia telah meninggalkan tanah haram".

Kemudian orang Nasrani berkata: "Jalan kalian lebih benar dari pada jalan Muhammad dan para
pengikutnya". Orang-orang Nasrani itu beriman kepada Jibt, yaitu berhala orang Quraisy, dan
kepada Thaghut, yaitu Syetan yang biasa keluar masuk berhala sehingga berhala itu dapat berbicara, menangis, dan mengeluarkan air mata darah, seperti sering terjadi pada berhala-berhala kaum salibis. Akibat mempercayai Thaghut yang keluar masuk berhala, orang-orang Nasrani terjerumus ke dalam jurang kesesatan, yaitu meyakini bahwa orang-orang kafir lebih lurus dan lebih benar jalannya dari pada jalan orang-orang yang beriman.

Keyakinan dan perilaku seperti itu juga telah terjadi pada sebagian kaum muslim yang mengklaim paling ASWAJA dari pada yang lain. Lantaran mereka telah beriman kepada Thaghut, mereka menuduh para pejuang tegaknya syariah dalam wadah Daulah Khilafah sebagai orang-orang yang tidak faham fikih, orang-orang yang dangkal pemikiran agamanya, orang- orang yang membuat penyimpangan dan penipuan dalam Islam dengan mengatas namakan syariat dan Khilafah. Para penyembah Thaghut itu memilih lebih percaya kepada orang-orang kafir dan musyrik dari pada percaya kepada saudara-saudaranya sesama muslim. Thaghut telah berhasil
mempengaruhi akal dan pikiran mereka dan meracuninya dengan tanpa disadari oleh mereka.

Ketika tubuh yang terkena racun, maka si sakit akan segera sadar dan mengerti serta merasakannya. Tetapi ketika akal-pikiran dan hati yang terkena racun, si sakit merasa sehat, bahkan merasa paling benar dan sok alim. Sebaliknya memandang orang-orang beriman yang ikhlas berjuang di jalan Allah swt sebagai orang-orang yang keliru, salah, dan sesat serta menyesatkan. Lagi-lagi semua itu terjadi akibat mengimani, menyembah, dan mengikuti Thaghut.

(bersambung . . .)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...