DEMOKRASI SISTEM KUFUR
Sejak masa Plato, demokrasi sudah digugat. Dengan berbagai alasan berbagai pihak mempertanyakan apakah sistem demokrasi ini layak bagi manusia atau justru akan menghancurkan peradaban.
Bagi kaum Muslim, gugatan paling mendasar terhadap sistem ini adalah masalah kedaulatan (assiyadah) yang berkaitan dengan sumber hukum.
Ada perbedaan yang mendasar antara sistem Islam yang secara mutlak menjadikan kedaulatan di tangan hukum syara' (asiyadah lisysyar'i) dengan sistem demokrasi yang menetapkan kedaulatan ada di tangan rakyat (assiyadah liasysya'bi).
Dalam pandangan Islam satu-satunya yang menjadi sumber hukum (mashdarul hukmi) adalah
Alquran dan Assunnah. Tidak boleh yang lain. Alquran dengan tegas menyebutkan: ”inil hukmu illa lillah” (QS Al An'an; 57) bahwa hak membuat hukum adalah semata-mata milik Allah SWT.
Karena itu barang siapa yang bertahkim (berhukum) dengan apa-apa yang selain diturunkan Allah SWT, maka dia adalah kafir (lihat QS Al Maidah: 44).
Sementara dalam sistem demokrasi yang benar dan salah bukan ditentukan berdasarkan syariah Islam, tapi berdasarkan hawa nafsu manusia atas nama suara mayoritas.
Prinsip suara mayoritas (kedaulatan di tangan rakyat) ini adalah prinsip pokok dalam demokrasi. Tidak ada demokrasi kalau tidak mengakui prinsip kedaulatan di tangan rakyat ini.
Menjadikan sumber hukum yang menentukan benar dan salah berdasarkan hawa nafsu atas nama suara mayoritas ini jelas adalah bentuk kekufuran yang nyata.
Demokrasi sesunguhnya telah merampas Hak Mutlak Allah sebagai sumber hukum dan
menyerahkannya kepada manusia. Inilah yang diingatkan Allah SWT kepada kita di dalam Alquran, tragedi yang menimpa orang-orang Nashrani, mereka menjadikan orang-orang terhormat mereka, orang-orang alim, para pendeta, pemuka agama sebagai Tuhan baru.
Bagaimana mungkin para rahib dan pendeta itu dijadikan Tuhan?
Pemberian hak menghalalkan dan mengharamkan (hak menentukan hukum) serta hak ketaatan kepada seseorang pada hakikatnya sama dengan penyembahan kepada orang itu. Bukankah ini
kekufuran yang nyata?
(Media Umat, 20 Sep 2011, fw/mj)
Anda setuju, tinggalkan jejak dan sebarluaskan!
Komentar
Posting Komentar