Langsung ke konten utama

DUA SISI ISLAM RAHMATAN LIL ’ALAMIN

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Islam Rahmatan Lil ‘Alamin adalah Islam yang apa adanya. Islam yang diturunkan Allah swt kepada Rasulullah saw. Islam yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah saw bersama para sahabat Alkhulafa’ Arrosyidun Almahdiyyun. Islam yang tidak dikurangi dan tidak ditambahi. Dan Islam yang disebarkan dengan dakwah dan jihad fi sabilillah. Jadi Islam Rahmatan Lil ‘Alamin adalah Islam yang maksimal dan Islam yang telah sempurna. Sehingga mengurangi dan menambahinya bisa menghilangkan karakter rahmatan lil ‘alaminannya.

Islam Rahmatan Lil ‘Alamin adalah Islam yang selalu memiliki dua sisi yang menyatu dan tidak dapat dipisahkan seperti halnya dua sisinya koin dinar, dirham atau rupiah, dimana ketika dua sisi atau salah satunya tidak ada, maka tidak ada Islam Rahmatan Lil ‘Alamin.

Sisi Pertama, Islam yang hukum-hukum (syariah)nya diterapkan secara total dan menyeluruh.

Allah swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (TQS Albaqarah [02] : 208).

Pada ayat ini Allah swt menyuruh hamba-hambaNya yang beriman kepadaNya dan membenarkan RasulNya agar mengambil semua tali dan syariah Islam, mengamalkan semua perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, selagi mereka memiliki kemampuan dan kesanggupan.

Karena larangan dari mengikuti langkah-langkah syaitan itu berarti perintah mengerjakan taat kepada Allah dan RasulNya dan menjauhi apa-apa yang dibawa dan diperintahkan oleh syaitan.

Allah swt berfirman:
إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan agar kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (TQS Albaqaroh [2]: 169).

Dan firmanNya:
إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (TQS Fathir [35]: 6). Karena itu syaitan adalah musuh yang nyata bagi kalian.

Jadi sisi pertama ini mencakup penerapan ideologi dan hukum-hukum (syariah) Islam secara total dan menyeluruh dalam kehidupan, bermasyarakat dan bernegara. Sehingga Islam Rahmatan Lil ‘Alamin adalah Islam yang memiliki sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem pergaulan, sistem pendidikan, sistem persanksian dan sistem politik luar dan dalam negeri yang semuanya Islami. Juga mencakup meninggalkan ideologi dan hukum-hukum dari selain Islam seperti ideologi kapitalisme dan komunisme-sosialisme serta seperangkat pemikiran, ide, hukum dan sistemnya, seperti sekularisme, liberalisme, demokrasi, HAM, pluralisme, sinkretisme dll.

Sisi Kedua, Islam yang mempersaudarakan seluruh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah swt berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Alhujurat [49]: 10).

Yakni, semua kaum Muslim di seluruh dunia adalah bersaudara dalam agama dan kehormatan. Imam Alqurthubi mengatakan bahwa kaum Muslim itu bersaudara dalam agama dan kehormatan, bukan dalam nasab, karena itu dikatakan, bahwa persaudaraan agama itu lebih kuat dari persaudaraan nasab, karena persaudaraan nasab itu bisa terputus sebab berbedanya agama, sedang persaudaraan agama tidak terputus sebab berbedanya nasab.

Sekarang perhatikan sabda-sabda Rasulullah saw mengenai karakter Persaudaraan Islam sebagai berikut :

Sabda Nabi sw:
المؤمن للمؤمن كالبنيان، يشد بعضه بعضا وشبك بين أصابعه
“Orang mukmin bagi orang mukmin yang lain itu seprti bangunan yang sebagiannya mengokohkan sebagian yang lain”. Beliau Nabi menggandengkan jari-jarinya. (HR Bukhari [2446] dari Abu Musa ra).

Sabda Nabi saw:
مثل المؤمنين في تَوادِّهم وتراحمهم وتواصلهم كمثل الجسد الواحد، إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالحُمَّى والسَّهَر
“Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam saling mencintainya, saling mengasihi dan menyayanginya, dan saling berhubungan dan menyambungnya, adalah seperti satu tubuh yang ketika ada bagian darinya yang sakit, maka seluruh tubuh merasakan demam dan sulit tidurnya”. (HR Muslim [6751] dari Nukman bin Basyir ra).

Sabda Nabi saw:
مثل المؤمنين في تَوادِّهم وتراحمهم وتواصلهم كمثل الجسد الواحد، إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالحُمَّى والسَّهَر
“Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam saling mencintainya, saling mengasihi dan menyayanginya, dan saling berhubungan dan menyambungnya, adalah seperti satu tubuh yang ketika ada bagian darinya yang sakit, maka seluruh tubuh merasakan demam dan sulit tidurnya”. (HR Muslim [6751] dari Nukman bin Basyir ra).

Sabda Nabi saw:
إن المؤمن من أهل الإيمان بمنزلة الرأس من الجسد، يألم المؤمن لأهل الإيمان، كما يألم الجسد لما في الرأس
“Sesungguhnya orang mukmin dari ahli iman itu seperti posisi kepala dari tubuh. Orang mukmin itu kesakitan karena sakitnya ahli iman, sebagaimana tubuh kesakitan karena sakit di kepala”. (HR Ahmad [Almusnad 5/340] dari Sahal bin Sa’ed Assa’idi. Alhaitsami berkata [Almajma’ 8/187]: “Rijalnya Ahmad adalah Rijalnya hadits shahih).

Sabda Nabi saw:
المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يسلمه
“Orang muslim adalah saudara orang muslim, dimana ia tidak bolaeh menzaliminya dan tidak boleh membiarkannya terzalimi”. (HR Bukhari [2442] dan Muslim [2580] dari Abdullah bin Umar ra).

Sabda Nabi saw:
لا تحاسدوا ولا تباغضوا ولا تجسسوا ولا تحسسوا ولا تناجشوا وكونوا عباد الله إخوانا
“Janganlah kalian saling hasud, saling membenci, saling memata-matai, saling meneliti, saling banjet, dan kalian hamba-hamba Allah adalah bersaudara”. HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra. Dalam riwayat Muslim :

Sabda Nabi saw:
لا تحاسدوا ولا تناجشوا ولا تباغضوا ولا تدابروا ولا يبع بعضكم على بيع بعض وكونوا عباد الله إخوانا، المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يخذله ولا يحقره، التقوى ها هنا - ويشير إلى صدره ثلاث مرات - بحسب أمرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم، كل المسلم على المسلم حرام دمه وماله وعرضه
“Janganlah kalian saling hasud, saling banjet, saling benci, saling membelakangi, janganlah sebagian kalian menjual atas jualan sebagian yang lain, dan kalian hamba-hamba Allah adalah bersaudara. Muslim adalah saudara Muslim, ia tidak boleh menzaliminya, menghinanya dan merendahkannya. Takwa itu ada di sini –Nabi isyarat ke dadanya tiga kali- Cukup menunjukkan keburukan seseorang ketika ia merendahkan saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim atas Muslim adalah haram, darahnya, hartanya dan kehormatannya”. Dalam riwayat selain Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah :

Dan Sabda Nabi saw:
 المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يعيبه ولا يخذله ولا يتطاول عليه في البنيان فيستر عليه الريح إلا بإذنه ولا يؤذيه بقتار قدره إلا أن يغرف له غرفة ولا يشتري لبنيه الفاكهة فيخرجون بها إلى صبيان جاره ولا يطعمونهم منها.
“Muslim adalah saudara Muslim, tidak boleh menzaliminya, mencelanya, menghinanya, melebihi tinggi bangunannya sehingga menutup angin kepadanya kecuali dengan izinnya, menyakiti dengan asap periuknya kecuali mengambilkan untuknya barang seciduk, dan tidak boleh membeli buah-buahan untuk anak-anaknya lalu mereka keluar kepada anak-anak tetangganya dan tidak memberinya makan buah itu kepada mereka”.

DUA SISI ITU MENYATU DALAM KHILAFAH ROSYIDAH

Dua sisi Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, yakni Islam Kaaffah dengan semua sendi-sendinya dan Persaudaraan Islam dengan semua karakternya, keduanya tidak akan bisa diterapkan dan bisa terwujud, kecuali dengan tegaknya institusi Islam, Darul Islam, Khilafah Rosyidah Mahdiyyah.

Ketika ada klaim Islam Rahmatan Lil ‘Alamin dengan tanpa terpenuhinya dua sisi atau salah satunya, maka klaim tersebut adalah menunjukkan atas kepalsuannya, sebagaimana kepalsuan koin uang yang tidak memiliki dua atau satu sisi koinnya.

Dua sisi Islam Rahmatan Lil ‘Alamin adalah dua sisi dari (definisi) Darul Islam, karena Islam Kaaffah atau penerapan hukum-hukum (syariah) Islam secara total adalah sisi pertama dari Darul Islam. Sedang persatuan kaum Muslim di seluruh dunia adalah sisi kedua dari Darul Islam, karena kaum Muslim di seluruh dunia tidak akan mudah bersatu, bahkan mustahil, tanpa memiliki keamanannya sendiri, yakni keamanan dari Islam dan untuk umat Islam, yaitu keamanan dari kekuasaan Islam.

Dengan demikian, Islam Rahmatan Lil ‘Alamin baru bisa terwujud dan memiliki esensi ketika Khilafah Rosyidah telah berdiri tegak, dengan kata lain;

SYARIAH DAN KHILAFAH ADALAH WUJUD DARI ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN

Jadi dakwah kepada syariah dan khilafah adalah dakwah kepada Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Wallahu A’lam bishshawwab.

Anda setuju, tinggalkan jejak dan sebarluaskan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...