Kisah Qarun dan Kekayaanya Yang Harus Menjadi Pelajaran Bagi Kita Semua
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Allah Swt berfirman: "Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa (ia anak paman Musa dan beriman dgnnya), maka ia berlaku aniaya terhadap mereka (dgn sombong dan banyaknya harta), dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kuci-kuncinya sangat berat dipikul oleh sejulah orang yang kuat-kuat (dikatakan jumlahnya 10, 40, atau 70 orang). (ingatlah) ketika kaumnya (yang beriman dari Bani Israel) berkata kepadanya; "Janganlah kamu terlalu bangga (dgn banyaknya harta); sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". (QS Alqashash ayat 76).
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat (dgn menginfakkannya dlm ketaatan kpd Allah), dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain dgn bersedekah) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi (dgn mengerjakan berbagai maksiat). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (dgn arti Allah akan mengazab mereka)". (QS Alqashash ayat 77).
"Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku (ia adalah lebih alimnya Bani Israel dgn kitab Taurat setelah Musa dan Harun)". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari padanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanyakan kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka (karena Allah Swt telah mengerti, bahwa mereka akan masuk neraka tanpa dihisab)" (QS Alqashash ayat 78 serta Tafsir Aljalalainnya).
JANGAN TERGODA OLEH KEMEWAHAN DUNIA YANG DIMILIKI QARUN
Tema ini sy jadikan peringatan dan bahan renungan bagi kita semua, khususnya para pengemban dakwah yg kadang takjub dan tergoda oleh gemerlapnya kemewahan kehidupan dunia yg dimiliki oleh qarun-qarun kapitalis masa kini. Apalagi menjadi pengikut-pengikut setia dan pelayan-pelayan bagi mereka sehingga melupakan pahala Allah berupa surga di akhirat nanti. Perhatikan dan renungi firman Allah berikut:
"Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia, "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". (QS Alqashash ayat 79).
Qarun keluar dalam satu iring-iringan yang lengkap dgn pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untk memperlihatkan kemegahannya kpd kaumnya. Dikisahkan bhw Qarun keluar pada hari Sabtu dgn pengikutnya yg berjumlah empat ribu, dikatakan sembilan puluh ribu, dgn berpakaian serba kuning. Di sebelah kanannya ada tiga ratus budak laki-laki, di sebelah kirinya ada tiga ratus budak perempuan yg putih-putih, mereka mengenakan perhiasan dan sutra tebal. Kuda-kuda dan keledai-keledai mereka dihias dgn sutra tebal merah. Sedang keledai Qarun berwarna kelabu agak putih dihias dgn emas dan selempang kain merah.
Orang-orang mukmin yg mahjub yg menghendaki kehidupan dunia, bisa saja mereka adalah para pengemban dakwah bersama Musa As, berkata, "Moga2 kiranya kita mempunyai seperti apa yg diberikan kpd Qarun. Sesungguhnya ia mempunyai keberuntungan yg besar". Mereka takjub dan tergoda oleh kemewahan dan kemegahan yg dimiliki Qarun.
Selanjutnya Allah Swt berfirman; "Dan berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu (kpd orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia), "Kecelakaan yg besar bagi kalian, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar". (QS Alqashash ayat 80).
Inilah sikap dan perasaan orang-orang yg diberi ilmu tentang pahala berupa surga yg telah dijanjikan oleh Allah Swt di akhirat nanti. Sikap dan perasaan ini sangat layak dimiliki oleh para pengemban dakwah kpd syariah dan khilafah. Para pengemban dakwah harus memiliki sikap dan perasaan benci terhadap budak-budak dunia meskipun juga dari teman sesama pengemban dakwah sendiri, dan sikap serta perasaan suka dan cinta kpd pahala Allah berupa surga yg telah dijanjikan untuk orang-orang beriman dan beramal shaleh. Kuncinya adalah, dalam urusan kehidupan dunia, lihatlan orang2 yg berada di bawahnya agar bisa bersyukur; sedang dalam urusan ilmu dan ibadah, iman dan amal shaleh, maka harus melihat orang2 yg di atasnya agar tambah semangat.
Wallahu a'lam...
Anda setuju, tinggalkan jejak dan sebarluaskan!
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum. Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia. Pertama: Ulama akhirat Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...
Komentar
Posting Komentar