Langsung ke konten utama

AYAT-AYAT THAGHUT (02)

Ayat Ketiga ; Allah swt berfirman:

"Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan- kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah". TQS An-Nisa [4]: 76.

Wali-wali syetan pada ayat ini adalah para penolong agama syetan, yakni orang- orang yang membuat, berpegang, menerapkan, dan mempropagandakan hukum dan sistem yang mengatur kehidupan, masarakat, dan Negara, yang tidak bersumber dari syariat (agama) Islam, yakni tidak
diambil dari hukum dan sistem yang telah diturunkan Allah swt. Hukum dan sistem itu adalah hukum dan sistem jahiliyyah yang dibuat berdasarkan hawa nafsu dan kontradiksi dengan hukum dan sistem Islam.

Pada ayat ketiga ini ada penegasan bahwa Thaghut adalah Syetan, yaitu syetan dari manusia yang bisa memproduk hukum dan sistem, bukan kuntilanak atau gondoruwo. Syetan dari manusia ini adalah orang kafir, baik orang kafir pembuat hukum atau orang kafir yang berperang menolongnya agar hukum itu dapat diterapkan dalam kehidupan, masyarakat dan negara. Orang-orang itu adalah wali-wali syetan. Bisa saja mereka adalah orang- orang muslim yang keblinger dan tersesat sehingga mereka menjadi wali-wali syetan. Mereka berjuang dan berkorban untuk menolong hukum dan sistem syetan. Dan mereka menolak, mengingkari, dan menghalang-halangi hukum dan sistem Allah swt untuk diterapkan dalam kehidupan, masyarakat, dan negara.

Pada ayat ketiga itu juga ada petunjuk bahwa posisi Thaghut berhadap-hadapan dengan posisi Allah swt. Allah memiliki sabil (agama) dan Thaghut juga punya sabil (agama), juga ada posisi
berhadap-hadapan diantara para pendukung dan para penolong keduanya. Kedua kubu itu berperang berhadap-hadapan di jalannya masing-masing. Orang-orang mu'min berperang di jalan Allah dan mereka akan menang dengan pertolongan-Nya, sedang orang-orang kafir berperang di jalan Thaghut dan mereka akan kalah karena Thaghut itu lemah tidak dapat menolong mereka.

(bersambung . . .)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...