Langsung ke konten utama

ASWAJA HAKIKI VS ASWAJA SEKULAR

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Sobat, bagi ASWAJA HAKIKI, Alqur'an, Assunnah, Al-Ijma' dan Alqiyas adalah harga mati sebagai dalil ushul syariat Islam dlm kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara.

Akan tetapi ASWAJA SEKULAR telah mengganti empat dalil syara' di atas dgn UUD '45, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI (empat pilar kebangsaan), yg menjadi harga mati. Jadi apa saja ajaran agama yg bertentangan dgn empat pilar kebangsaan harus dibuang dan ditinggalkan.

Sampai-sampai di kalangan Aswaja sekular tlh ada buku panduannya tulisan alumni lirboyo Kang Sa'id, yaitu buku ISLAM KEBANGSAAN. Dalam buku itu kalimat "Hifzhud Dien" diterjemahkan dgn "Kebebasan Beragama", Hifzhul 'Aqli dgn Kebebasan Berfikir, Hifzhul Maal dgn Kebebasan Kepemilikan, dan seterusnya.

Sehingga sy sempat berpikir, ketika kalimat Hifzhud Dien diterjemahkan dgn Kebebasan Beragama, maka kalimat Hifzhun Nasel (yg terjemahnya menjaga/ melestarikan keturunan) harus diterjemahkan dgn Kebebasan Berketurunan, kebebasan membuat anak, atau kebebasan berzina alias seks bebas.

Dan ASWAJA SEKULAR juga pasti menolak empat pilar negara khilafah.

EMPAT PILAR NEGARA KHILAFAH

1. Kedaulatan di tangan syariah (assiyaadah lisysyar'i), dgn kata lain, bahwa yg berhak mengatur manusia hanyalah syariah Islam, bukan hukum yg lain. Artinya hanya Allah Swt saja yg berhak menetapkan hukum bagi manusia (QS Al An'am ayat 57 dan Asysyuro ayat 10).

2. Kekuasaan ada di tangan ummat (assulthan lil ummah). Artinya umatlah yg berhak memilih dan mengangkat pemimpin yg dikehendakinya untuk menjalankan kekuasaan.

3. Mengangkat seorang khalifah adalah wajib atas seluruh kaum muslim. Artinya, 1) khalifah yg diangkat wajib satu orang saja, tdk boleh lebih, dan 2) hukum mengangkat khalifah adalah wajib, bukan sunnah, mubah dll.

4. Khalifah mempunyai hak khusus dalam melegislasi hukum syara' menjadi undang2 yg berlaku umum dan bersifat mengikat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...