Langsung ke konten utama

IMAM HARAMAIN MEMBOLEHKAN KEPEMIMPINAN NASIONALISME?

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Pernyataan di bawah telah beredar di kalangan Aswaja Sekular dan Salafi Salah Paham, semisal; "Ada pendapat yang mengatakan, bahwa sistem khilafah itu masalah ijtihadiyah, tentunya tdk apa-apa kalau kami ikut pendapat ini. Yaitu ketika umat Islam tidak memiliki pemimpin tunggal yang menyatukan mereka dalam satu negara, maka para ulama membenarkan terjadinya kepemimpinan lokal, dimana setiap daerah memiliki kepemimpinan otonom (nasionalisme) seperti yang terjadi dewasa ini. Dimana umat Islam terkotak-kotak dalam banyak negara dan kepemimpinan.

Imam al-Haramain al-Juwaini (419 - 478 H / 1028 - 1085 M) mengatakan:
ﻟَﻮْ ﺧَﻼَ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥُ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺴُّﻠْﻄَﺎﻥِ ﻓَﺤَﻖٌّ ﻋَﻠَﻰ ﻗُﻄَّﺎﻥِ ﻛُﻞِّ ﺑَﻠْﺪَﺓٍ، ﻭَﺳُﻜَّﺎﻥِ ﻛُﻞِّ ﻗَﺮْﻳَﺔٍ، ﺃَﻥْ ﻳُﻘَﺪِّﻣُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺫَﻭِﻱ ﺍْﻷَﺣْﻼَﻡِ ﻭَﺍﻟﻨُّﻬَﻰ، ﻭَ ﺫَﻭِﻱ ﺍﻟْﻌُﻘُﻮﻝِ ﻭَﺍﻟْﺤِﺠَﺎ ﻣَﻦْ
ﻳَﻠْﺘَﺰِﻣُﻮﻥَ ﺍﻣْﺘِﺜَﺎﻝَ ﺇِﺷَﺎﺭَﺍﺗِﻪِ ﻭَﺃَﻭَﺍﻣِﺮِﻩِ، ﻭَﻳَﻨْﺘَﻬُﻮﻥَ ﻋَﻦْ ﻣَﻨَﺎﻫِﻴﻪِ ﻭَﻣَﺰَﺍﺟِﺮِﻩِ ; ﻓَﺈِﻧَّﻬُﻢْ ﻟَﻮْ ﻟَﻢْ ﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﺍ ﺫَﻟِﻚَ، ﺗَﺮَﺩَّﺩُﻭﺍ ﻋِﻨْﺪَ ﺇِﻟْﻤَﺎﻡِ ﺍﻟْﻤُﻬِﻤَّﺎﺕِ، ﻭَﺗَﺒَﻠَّﺪُﻭﺍ ﻋِﻨْﺪَ ﺇِﻇْﻼَﻝِ ﺍﻟْﻮَﺍﻗِﻌَﺎﺕِ .
“Apabila suatu masa mengalami kekosongan dari penguasa tunggal, maka penduduk setiap daerah dan setiap desa, harus mengangkat di antara orang-orang yang memiliki kebijaksanaan, kecerdasan dan pemikiran cemerlang, seseorang yang dapat mereka ikuti petunjuk dan perintahnya, dan mereka jauhi larangan dan cegahannya. Karena apabila mereka tidak
melakukan hal tersebut, mereka akan ragu-ragu ketika menghadapi persoalan penting dan tidak mampu mengatasi persoalan yang sedang terjadi.” (Imam al-Haramain, Ghiyats al-Umam fi Iltiyats al-Zhulam, hal. 386-387).

MENJADIKAN PERNYATAAN AL HARAMAIN SEBAGAI "DALIL" (DALIH) UNTUK MEMBENARKAN KEPEMIMPINAN NASIONALISME, ADALAH SALAH FATAL, karena ;

1. Pada pernyataan di atas Imam Haramain sama sekali tdk menganjurkan agar kaum muslim mengangkat kepala negara atau penguasa di masing2 daerah dan desa, atau membentuk negara nasional, tetapi agar mereka mengangkat seseorang yg memiliki kebijaksanaan, kecerdasan dan pemikiran cemerlang menjadi pemimpin, tentu selain penguasa pemerintahan. Dan bisa jadi pemimpin tersebut adalah pemimpin partai politik, organisasi atau jama'ah.

2. Pemimpin yg memiliki kebijaksanaan, kecerdasan dan pemikiran cemerlang dlm bahasa Alqur'an disebut Ulul Albab, hamba dan wali Allah, dimana mereka tdk akan mendukung sistem kufur dan syirik seperti demokrasi, dan mereka pasti mendukung sistem Islam kaffah, khilafah rosyidah mahdiyyah.

3. Alasan dari poin di atas adalah pernyataan, "..., seseorang yang dapat mereka ikuti petunjuk dan perintahnya, dan mereka jauhi larangan dan cegahannya". Sedang mengikuti perintah dan menjauhi larangan dari dan kepada makhluk, adalah selama tdk memerintah dgn maksiat kepada Allah, dan tdk melarang ta'at kepada Allah. Ini artinya, Imam Haramain telah menganjurkan agar kaum muslimin mengangkat pemimpin yg memerintahkan dgn apa yg diperintahkan Allah, dan melarang dgn apa yg dilarang Allah, tdk pemimpin yg memerintahkan apa yg dilarang Allah dan melarang apa yg diperintah Allah, seperti halnya karakter para pemimpin negara nasional demokrasi yg kufur dan syirik.

4. Perhatikan pernyataan ini, "Karena apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan ragu-ragu ketika menghadapi persoalan penting dan tidak mampu mengatasi persoalan yang sedang terjadi”.

Persoalan penting yg sedang terjadi saat ini, adalah tdk diterapkannya hukum2 (syariat) Allah dalam kehidupan, masyarakat dan negara, akibat lenyapnya khilafah rosyidah dan diterapkannya ideologi kapitalisme dan komunisme terhadap negeri2 kaum muslimien di seluruh dunia.
Maka persoalan penting yg mendesak saat ini adalah mengembalikan penerapan hukum2 Allah melalui penegakkan khilafah, dan mengangkat serta membaiat seorang khalifah untuk seluruh kaum muslimien di seluruh dunia.

Faktanya, dengan berdiri dan banyaknya negara nasional dan para penguasa nasionalis, dan ditambah lagi dgn maraknya para pemimpin partai politik, organisasi dan jama'ah yg sekular dan berpaham komunis, kaum muslimien saat ini sdg ditimpa keragu-raguan dlm menghadapi persoalan penting dan mereka tdk mampu mengtasi berbagai persoalan yg sdg terjadi, kecuali hanya dgn membebek kpd ideologi kapitalisme dan komunisme dgn sekumpulan pemahaman, pemikiran dan sistem dari keduanya.

5. Pernyataan Iman Haramain di atas, andaikan benar sebagai pendapat resminya, adalah pernyataan yg fasid (rusak) dan menyalahi madzhab Salaf dan Khalaf, juga menyalahi lahir sejumlah hadits yg mewajibkan adanya pemimpin tunggal bagi seluruh kaum muslimien di seluruh dunia. (lihat: Syarah Annawawi 'alaa Muslim, juz 12, hal. 232, Syamilah Hizbiyyah).

6. Dan andaikan pernyataan Alharamain itu benar, maka yg dikehendaki adalah penguasa yg masih menerapkan hukum hukum Allah dlm pemerintahannya, bukan penguasa DEMOKRASI YANG MENERAPKAN HUJU  KUFUR DAN SYIRIK!!!

Wallohu a'lam bishshawwaab
Anda setuju, tinggalkan jejak dan sebarluaskan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...