Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Kedua slogan ini hakekatnya adalah slogan kaum Liberal dan Aswaja-sekular, karena fakta para pengusungnya selama ini selalu berafiliasi dan berkolaborasi dengan arang-orang liberal, bahkan mereka adalah orang-orang liberal tulen, dimana mereka adalah para propagandis bagi peradaban barat. Mereka sangat anti dan menentang bahkan melakukan penggembosan terhadap dakwah menuju kebangkitan Islam yang hakiki melalui penegakan Khilafah Rasyidah sebagai institusi politik Aswaja (Ahlussunnah Waljama'ah) yang selama ini sangat getol dilakukan oleh HTI/ HT bersama umat Islam yang lain. Jadi fakta sebenarnya mereka adalah kepanjangan dari tangan-tangan Barat dalam mempropagandakan ideologi kapitalisme dengan seperangkat ide, pemikiran dan sistemnya. Sedangkan term Pancasila Final dan NKRI Final hanya dibuat dalih dan tameng untuk menangkis serangan dari kaum muslim yang anti peradaban barat.
Terkait dengan NKRI, maka harus dipandang sebagai usaha maksimal dari para pendahulu kita dalam mengusir penjajah dan mendirikan sebuah Negara, dan bukan batas maksimal. Krn seandainya mereka mampu, pasti Malaysia dan sekitarnya sdh menjadi bagian dari NKRI. Yang tdk boleh dilakukan dan yg bertentangan dgn semangat NKRI adlh memisahkan diri dari NKRI atau memecah wilayah NKRI menjadi dua Negara atau lebih. Timor Timur sdh lepas dari wilayah NKRI, ini menunjukn bhw NKRI tidak final. Dan para aktivis HTI dulu sangat menolak dilakukannya referendum di sana. Padahal saat itu kaum liberal diam seribu bahasa. Juga dgn gejolak separatisme di Papua dan Maluku juga Aceh, para aktivis HTI telah memberikan masukan berharga kpd pihak-pihak terkait untuk menolaknya. Sampai-sampai banyak yang berkomentar bahwa HTI sangat nasionalis.
Daulah Khilafah yg sedang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir justru akan mengokohkan wilayah NKRI, akan mengembalikan Timor Timur kepangkuan wilayah NKRI, dan akan memperluasnya, bahkan akan menggabungkan Negara-negara Barat dan Timur ke pangkuan wilayah NKRI. Maka ketika itu nama NKRI akan berubah menjadi NKRI baru, yaitu "Negara Khilafah Rosyidah Islamiyah". Ini juga tdk bertentangan dgn doktrin NU yang selama ini para pemimpinnya terus melakukan propaganda anti khilafah dgn dalih Pancasila dan NKRI Finalnya, karena kewajiban penegakkan khilafah itu telah disepakati oleh empat madzhab (aimmatul arba’ah) sebagai madzhab NU, juga para tokoh NU telah berpandangan akan "Apa Arti Sebuah Nama, Nama Itu Tidak Perlu Yang Penting Substansinya, Ismun Itu Tidak Perlu Yang Penting Musammanya", seperti pandangan KH Ahmad Shidiq dll. Jadi nama itu tidak dipersoalkan, boleh NKRI dan boleh Khilafah, yang penting substansinya, yaitu, keadilan, keamanan, kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat wilayah NKRI.
Apalagi Indonesia itu tlh merdeka dari penjajahan militer dgn semangat Islam, dgn pekikan takbir “Allohu Akbar!, Allohu Akbar!, Allohu Akbar!”, dgn darah kaum muslim, dengan pembukaan UUD ’45 yang berbunyi, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…”, dan dgn sila pertama yg berbunyi, “Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-Pemeluknya” (yang pada tgl 18 Agustus dikhianati dan diganti menjadi, “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Faktanya setelah sekian tahun Indonesia merdeka, justru ideologi kapitalisme yg mengatur negeri ini, bukan ideologi Islam. Bukan hanya mengatur, tetapi ideologi kapitalisme tlh menjadi medel penjajahan baru terhadap wilayah NKRI. Dan semangat Pancasila Pinal dan NKRI Pinal sungguh tidak berdaya menghadapi penjajahan ini. Justru mulut-mulut yang sudah latah menyebut Pancasila Final dan NKRI Final telah menjadi kepanjangan dari ideologi kapitalisme. Mereka tlh bekerja sama dgn para penjajah. Maka hakekatnya mrk adlh pengkhianat Pancasila dan NKRI. Maling teriak, “Maling!!!”.
Kita harus menyadari, bahwa kapitalisme akan selalu tetap menjajah wilayah NKRI dan tidak ada satu kekuatanpun yg sanggup mengusir kapitalisme dari wilayah NKRI. Penyebabnya, justru karena pilar-pilar NKRI-lah, yg menjadikan kedaulatan ditangan rakyat, yg membuka pintu masuk bagi penjajah. Dan asas NKRI-lah yg rapuh sehingga penjajah dgn sangat mudah merobohkannya dan memasuki wilayahnya.
Lebih baik kita ganti dengan slogan JAGA NKRI & TERAPKAN PANCASILA
HANYA DENGAN ISLAM INDONESIA BISA BENAR-BENAR MERDEKA DARI SEMUA BENTUK PENJAJAHAN
TIADA ISLAM TANPA PENERAPAN SYARIAH SECARA SEMPURNA, DAN TIADA PENERAPAN SYARIAH SECARA SEMPURNA TANPA BERDIRINYA KHILAFAH ROSYIDAH
Komentar
Posting Komentar