Langsung ke konten utama

DEMOKRASI, SEKALI KAFIR TETAP KAFIR

DENGAN BERBAGAI MACAMNYA DEMOKRASI TETAP KAFIR DAN SYIRIK

Pertanyaan :

Laode Asfin Al Butony

Assalamu'alaikum wr. Wb.
Ustadz ada yg berkata bahwa beda demokrasi di Indonesia dengan demokrasi di Amerika.. dengan alasan demokrasi di Indonesia landasannya Pancasila.. sedangkan Pancasila tidak bertentangan dengan syariat Islam (mungkin yg dimasksud nilai-nilainya yg tidak bertentangan dengan syariat Islam seperti alinea 1 sampai 5 ).. Bagaimana ustadz menanggapi hal ini?
semoga Allah Swt senantiasa memberi RahmatNya kepada anda dan keluarga.. Aamiin...

Jawaban :

Wa'alaikumussalam Wr. Wb. Aamiin.

Dengan berbagai macamnya demokrasi tetap kafir dan syirik. Karena ;

1. Setidaknya ada enam macam demokrasi yang diklaim pernah ada di dunia, demokrasi barat, demokrasi borjuis, demokrasi ekonomi, demokrasi timur, demokrasi rakyat dan demokrasi pancasila. (penjelsan satu persatunya lihat di kamus internasional populer, penerbit Karya Anda Surabaya, atau yg lainnya, kecuali demokrasi Pancasila).

2. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berlandaskan falsafah Pancasila, adalah demokrasi yang sesuai dgn masyarakat Indonesia. Demokrasi Pancasila adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang ber Ketuhanan Yang Maha Esa, yang ber-Persatuan Indonesia dan ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, serta mewujudkan keadilan sosial badi seluruh rakyat Indonesia.

Jadi masyarakat yang berdemokrasi Pancasila adalah sebenarnya masyarakat yang Sosialis-Religious. Berbeda dgn sosialis ajaran Marx - Lenin, yang hanya mengejar kebutuhan materi belaka, tetapi anti pada agama, anti ketuhanan. (ibid).

3. Fakta demokrasi. Demokrasi biasa disebut dgn pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untk rakyat. Kalimat ini terlihat indah, tetapi mengandung (menyembunyikan) keburukan yang telah sampai kpd derajat kufur dan syirik. Karena menyembunyikan hukum yg dipraktekkan oleh pemerintah. Apakah dari hukum Allah, ataukah dari hukum thaghut (jahiliyah)? Karena tdk akan pernah ada pemerintahan tanpa hukum yg dipraktekkannya. Dan jenis hukum tersebut telah diketahui dari pilar demokrasi berupa kedaulatan di tangan rakyat. Artinya rakyatlah yang memegang kekuasaan dan menetapkan hukum sesuai selera atau pilihannya. Padahal dalam pandangan Islam hak menentukan dan menetapkan hukum itu milik Allah Swt. Adapun ketika ada penerapan hukum Allah yg diterapkan dlm demokrasi, mk hukum itu hanyalah pilihan ketika dipilih, bukan kewajiban yg wajib diterapkan.

4. Terkait Pancasila yg diklaim dari Islam dan tidak bertentangan dgn Islam. Ketika kita menerima dgn klaim ini karena memang didukung dgn sejumlah ayat Alqur'an dari sila ke 1 sampai sila ke 5, maka pertanyaannya, apakah boleh menerapkan semua ayat Alqur'an selain yg dipakai dalil Pancasila? Apakah boleh menerapkan syariat Islam secara total? Karena keimanan kita bukan hanya kepada ayat "qul huwallahu ahad" dalil sila pertama, tetapi kita wajib mengimani seluruh ayat Alqur'an. Mengimani sebagian ayat serta mengingkari sebagian yg lainnya adalah kufur/ murtad.

5. Terkait Demokrasi Pancasila. Dgn memahami fakta Pancasila yg diklaim dari Islam atau tidak berlawanan dgn Islam, kalau kita taslim, dan dgn memahami fakta demokrasi dgn kedaulatan rakyatnya, maka kita paham bahwa hakekat Demokrasi Pancasila adalah sekularisasi Pancasila, yakni menjadikan Pancasila untuk menolak penerapan syariah Islam secara total. Dan pada akhirnya Pancasila menjadi sekular dan berlawanan dgn Islam. Dan pada akhirnya pula, negara Indonesia berdiri di atas asas sekular. Inilah jawaban kenapa liberalisme, kapitalisme, sosialisme, demokrasi, HAM, pluralisme, singkretisme, dll.bebas masuk dan mengatur kehidupan, masyarakat dan negara Indonesia. Nah kalau demikian yang salah demokrasinya apa Pancasilanya? Dan yang menjadi asas negara ini akidah sekularisme apa Pancasila?

Dari beberapa poin penjelasan di atas, dapat kita ketahui bhw asas Pancasila itu sangat rapuh sehingga begitu mudah bagi penjajah memasukkan demokrasi-sekular kedalam kehidupan, bermasyarakat dan bernegara dgn asas Pancasilanya, bahkan asas sekularisme lebih dominan (dari asas Pancasila). Jadi kesaktian Pancasila hanya sekedar slogan yg dipertahankan.

Dan dari pemaparan di atas pula, menjadi nyata bahwa demokrasi dgn berbagai macamnya tetaplah demokrasi dgn kedaulatan rakyatnya, dan demokrasi tetaplah demokrasi yang kafir dan syirik. Dan Pancasila yg saktipun telah dikalahkn oleh demokrasi dgn akidah sekularismenya.

Oleh karenanya, siapa saja yg fanatik dgn Pancasila dan ingin menghidupkan dan menerapkan Pancasila, maka tinggalkan demokrasi, bunuh dan kubur demokrasi, dan tegakkan khilafah. Karena khilafah itu bagian dari Islam dan tidak berlawanan dgn Islam, juga Pancasila diklaim bagian dari Islam dan tdk berlawanan dgn Islam. Maka Khilafah dan Pancasila akan saling mengokohkan. Karena hukum-hukum Islam itu satu sama lainnya saling mengokohkan.
Wallahu a'lam ...

SAATNYA TINGGALKAN DEMOKRASI DAN TEGAKKAN KHILAFAH!

Anda setuju, tinggalkan jejak dan sebarluaskan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...