DARI ORANG YANG TIDAK PAHAM HIZBUT TAHRIR DAN KHILAFAH YANG DIDAKWAHKANNYA
Di tengah tengah hiruk pikuk dan gemuruhnya suara takbir dan teriakan tegakkan syariah dan khilafah, dari tengah tengah jutaan Umat Islam yg terhimpun dalam wadah partai politik Islam terbesar di dunia, HT, dan dari tengah tengah Umat Islam Indonesia yg terhimpun dlm wadah HTI dgn RPA nya yg digelar di 34 propinsi di seluruh Indonesia, ada saja bagian dari umat ini yg menuangkan kalimat buruk sangkanya, yg diwakili oleh :
Ydb Maryono :
apakah menurut HTI.. NU dan muhamadiyah itu bukan pejuang syariah.. boro boro mo tiriak tegakkan khilafah.. mereka bahkan menolak khilafah.. Kiai Muchith : "NU Tolak Khilafah Islamiyah atas Dasar yang Jelas". lalu bersama umat tegakkan khilafah itu.. umat yang mana?
Ydb Maryono :
"muhammadiyah tolak gerakan konsep khilafah islamiyah di Indonesia"
Jafar Shodiq:
"Alasan NU menolak khilafah sangat lah baik dan dapat dimegerti.. apalagi negara2 muslim lainnya juga tidak mendorong umat lainnya untuk mengekan khilafah.. tapi mendorong untuk menegakan syariat islam.. apalagi sampai saat ini belum ada manusia yg mampu menjadi khalifah.... saya tidak mengerti kenapa HT ngotot menegakan khilafah.. apa mereka sudah menemukan sang khalifah?? kenapa mereka ngotot tegakin khilafahnya dulu?? lalu siapa yg ngisi nanti jadi khalifahnya??? pertanyaan yg mendasar dari penegakan khilafah.. memangnya ada ya khilafah tanpa khalifah???
JAWABANKU
Orang orang seperti mereka sama sekali tdk memahami bhw HT[I] tidak akan pernah menerima keanggotaan dari sebuah organisasi seperti NU dan Muhammadiyyah. HT[I] hanya menerima seseorang (laki laki maupun perempuan) menjadi anggotanya dlm kapasitasnya sebagai muslim saja, tdk memandang orang Arab atau bukan Arabnya, orang kulit putih atau kulit hitamnya, orang NU atau Muhammadiyahnya, dan seterusnya.
Karena HT adalah partai untuk seluruh umat Islam, mengajak seluruh umat Islam untuk mengemban Islam dan mentabanni sistem sistem Islam, dgn tdk memandang kepada kebangsaan, warna kulit, madzhab dan organisasi mereka, karena HT hanya memandang semuanya dgn pandangan Islam. Titik.
Sdg metode yg dipakai untuk menerima dan mengikat umat Islam untuk bisa menjadi anggotanya adalah dgn memeluk akidah Islam, matang dlm tsaqafah partai, melaksanakan kewajiban2 Islam, dan mentabanni pemikiran dan pendapat partai. Jadi yg menjadi ikatan diantara para anggotanya adalah akidah Islam dan tsaqafah partai yg memancar dari akidah Islam, yaitu rukun Iman yg Enam, bukan akidah furu' hasil rumusan NU atau Muhammadiyyah.
Begitu pula dlm menggalang dukungan, HT hanya mencukupkan diri dgn dukungan dari Umat Islam, tanpa memandang dari NU atau Muhammadiyyahnya Sebagaimana NU dan Muhammdiyyah yg menjaring warganya hanya dari Umat Islam dlm kapasitasnya sebagai umat Islam, dgn tdk memandang latar belakang dan asal usul mereka.
Jadi HT hanya mencari dan menerima dukungan dan keanggotaan dari Umat Islam saja. Titik. Soal NU dan Muhammadiyah mendukung atau tdk mendukung bukan masalah bagi HT, tetapi justru menjadi masalah bagi NU dan bagi Muhammadiyyah sendiri. Meskipun fakta serta realitanya HT mendapat keanggotaan dan dukungan dari warga kedua organisasi tersebut, tetapi sekali lagi hanya memandang sebagai umat Islamnya saja . . . . . . . .
Terkait calon khalifah, HT jauh jauh hari sdh punya banyak calon khalifah dari Umat Islam yg insya Allah siap dan mampu menjadi khalifah, bukan dari HT, karena khalifah itu harus diangkat dan dibaiat dgn ridla dan pilihan oleh/ dari umat Islam, dan khalifah juga menjadi imam bagi umat Islam. Sdg yg belum dipunyai HT hanya satu, yaitu suatu wilayah/ negeri yg tlh siap menjadi daulah khilafah. Dan dgn metode thalabun nushroh yg terus menerus dilakukan, krn meneladani Rosulullah Saw, bukan krn mengemis, insya Allah Wilayah itu dlm waktu dekat akan diraihnya. Saatnya kembali memandang kepada Islam dan dgn pandangan Islam.
Anda setuju, tinggalkan jejak dan sebarluaskan!
11 Mei 2015 pukul 18:31
Komentar
Posting Komentar