Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Mereka tdk hanya menuduh HT Qodariyyah, tetapi sampai mendatangkn dalil hadis yg dgn sengaja ditujukan dan dilemparkan terhadap HT. Di antaranya adalah sabda Nabi SAW: "Qodariyyah adalah Majusinya umat ini, apabila mrk sakit maka kalian jgn menjenguknya, dan apabila mrk mati maka kalian jgn menghadiri jenazahnnya". (HR Abu Daud dan Hakim dari Ibnu Umar ra).
Dan sabda Nabi saw: "Dua golongan (shinfaani) dari umatku, mrk tdk memiliki bagian dlm Islam; Qadariyah dan Murjiah". (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas ra).
Imam Nawawi rh berkata, Alkhathabi berkata: "Sesungguhnya Nabi saw tlh menyamakan Qadariyah dgn Majusi, krn madzhab Qadariyah itu serupa dgn madzhab Majusi, yg mengatakan dua asal-muasal, yaitu cahaya (nur) dan gelap (zhulmah), mrk mengklaim bhw kebaikan itu berasal dari cahaya, dan keburukan berasal dari gelap. Begitu pula Qadariyah menyandarkan kebaikan kpd Alloh swt, dan keburukan kpd selain Alloh swt". (Syarhun Nawawi 'alaa Muslim, 1/70, Syamilah 2).
Dan pada status No. 01, tlh sy singgung, bhw paham kesimpulan Qadariyah adalah; 1) mengingkari ilmu Alloh yg Qadiem, yg meliputi semua perbuatan manusia, dan 2) mengingkari bhw Alloh tlh menciptakan (kholaqo) sumua perbuatan manusia dan menghendakinya. (Ibnu Rojab Alhanbali, Jaami'ul 'Uluumi Walhikam, 4/16, Syamilah 2).
PERNYATAAN HT TERKAIT QODAR BERMAKNA ILMU DAN TAKDIR ALLOH SWT.
"Adapun hadis Thobaroni dari Ibnu Mas'ud, "Idzaa dzukiro alqodaru fa amsikuu/
Ketika qodar disebut maka tahanlah". Yakni, ketika disebut ilmu dan taqdir Alloh kpd segala sesuatu, maka kalian jgn tenggelam membicarakannya. krn takdir Alloh kpd segala sesuatu itu berarti bhw Alloh tlh menulisnya di Lauh Mahfudz, berarti Alloh tlh mengetahuinya. Sdg Alloh tlh mengetahuinya, adalah termasuk shifat Alloh yg wajib diimani. Jadi makna hadis di atas, ketika disebut, bhw Alloh adalah Tuhan Yang tlh menakdirkan dan mengetahui segala sesuatu, yakni tlh menulisnya di Lauh Mahfudz, maka kalian jgn tenggelam mendiskusikannya, tetapi tahanlah dan serahkanlah". (Asysyakhshiyyah, 1/79, Syamilah 2).
Pada pernyataan ini, HT memahami, bhw makna qodar adalah ilmu dan takdir Alloh kpd segala sesuatu, tdk menafikan dan mengingkarinya, sebagaimana halnya Qodariyyah yg menafikan dan mengingkarinya. Dan HT jg tdk pernah sekalipun mengatakan bhw hamba menciptakan perbuatannya (kholaqohaa), tetapi hanya mengatakan bhw Alloh yg tlh menciptakannya (lihat kembali pada status No. 02).
HT hanya mengatakan bhw hamba adalah yg mengerjakan perbuatanya (ya'malu bihii atau yaquumu bihii) atau melaksanakan perbuatanya (baasyaro bihii), sebagaimana banyak disinggung pada bab Alhadyu Wadldlolal (petunjuk dan kesesatan). Di sana (Asysyakhshiyyah Al-Islaamiyyah juz 1) dijelaskan, bhw hamba adalah yg melaksanakan (baasyaro/mubaasyir) petunjuk dan kesesatan, sdg Alloh adalah Yang menciptakan (kholaqo) keduanya.
Juga HT tdk pernah mengatakan seperti halnya Qadariyah yg menyerupai madzhab Majusi, yg mengatakan dua asal muasal, yaitu cahaya (nur) dan gelap (zhulmah), yg mengklaim bhw kebaikan itu berasal dari cahaya, dan keburukan berasal dari gelap. Juga yg menyandarkan kebaikan kpd Alloh swt, dan keburukan kpd selain Alloh swt.
Dengan demikian, menuduh dan memitnah bhw HT adalah Qadariyah, juga mengarahkan dan melemparkan hadis Qadariyah di atas terhadap HT, adalah kejahatan dan kekerasan intelektual. Krn tlh memprovokasi umat agar menjauhi para syabab HT, kalau sakit tdk dijenguk dan kalau mati tdk dihadiri jenazahnya. Padahal tdk ada keserupaan pun diantara HT dan Qadariyah.
(bersambung)
Komentar
Posting Komentar