Langsung ke konten utama

HIZBUT TAHRIR QODARIYYAH? (04)

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Mereka tdk hanya menuduh HT Qodariyyah, tetapi sampai mendatangkn dalil hadis yg dgn sengaja ditujukan dan dilemparkan terhadap HT. Di antaranya adalah sabda Nabi SAW: "Qodariyyah adalah Majusinya umat ini, apabila mrk sakit maka kalian jgn menjenguknya, dan apabila mrk mati maka kalian jgn menghadiri jenazahnnya". (HR Abu Daud dan Hakim dari Ibnu Umar ra).

Dan sabda Nabi saw: "Dua golongan (shinfaani) dari umatku, mrk tdk memiliki bagian dlm Islam; Qadariyah dan Murjiah". (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas ra).
Imam Nawawi rh berkata, Alkhathabi berkata: "Sesungguhnya Nabi saw tlh menyamakan Qadariyah dgn Majusi, krn madzhab Qadariyah itu serupa dgn madzhab Majusi, yg mengatakan dua asal-muasal, yaitu cahaya (nur) dan gelap (zhulmah), mrk mengklaim bhw kebaikan itu berasal dari cahaya, dan keburukan berasal dari gelap. Begitu pula Qadariyah menyandarkan kebaikan kpd Alloh swt, dan keburukan kpd selain Alloh swt". (Syarhun Nawawi 'alaa Muslim, 1/70, Syamilah 2).

Dan pada status No. 01, tlh sy singgung, bhw paham kesimpulan Qadariyah adalah; 1) mengingkari ilmu Alloh yg Qadiem, yg meliputi semua perbuatan manusia, dan 2) mengingkari bhw Alloh tlh menciptakan (kholaqo) sumua perbuatan manusia dan menghendakinya. (Ibnu Rojab Alhanbali, Jaami'ul 'Uluumi Walhikam, 4/16, Syamilah 2).

PERNYATAAN HT TERKAIT QODAR BERMAKNA ILMU DAN TAKDIR ALLOH SWT.

"Adapun hadis Thobaroni dari Ibnu Mas'ud, "Idzaa dzukiro alqodaru fa amsikuu/
Ketika qodar disebut maka tahanlah". Yakni, ketika disebut ilmu dan taqdir Alloh kpd segala sesuatu, maka kalian jgn tenggelam membicarakannya. krn takdir Alloh kpd segala sesuatu itu berarti bhw Alloh tlh menulisnya di Lauh Mahfudz, berarti Alloh tlh mengetahuinya. Sdg Alloh tlh mengetahuinya, adalah termasuk shifat Alloh yg wajib diimani. Jadi makna hadis di atas, ketika disebut, bhw Alloh adalah Tuhan Yang tlh menakdirkan dan mengetahui segala sesuatu, yakni tlh menulisnya di Lauh Mahfudz, maka kalian jgn tenggelam mendiskusikannya, tetapi tahanlah dan serahkanlah". (Asysyakhshiyyah, 1/79, Syamilah 2).

Pada pernyataan ini, HT memahami, bhw makna qodar adalah ilmu dan takdir Alloh kpd segala sesuatu, tdk menafikan dan mengingkarinya, sebagaimana halnya Qodariyyah yg menafikan dan mengingkarinya. Dan HT jg tdk pernah sekalipun mengatakan bhw hamba menciptakan perbuatannya (kholaqohaa), tetapi hanya mengatakan bhw Alloh yg tlh menciptakannya (lihat kembali pada status No. 02).

HT hanya mengatakan bhw hamba adalah yg mengerjakan perbuatanya (ya'malu bihii atau yaquumu bihii) atau melaksanakan perbuatanya (baasyaro bihii), sebagaimana banyak disinggung pada bab Alhadyu Wadldlolal (petunjuk dan kesesatan). Di sana (Asysyakhshiyyah Al-Islaamiyyah juz 1) dijelaskan, bhw hamba adalah yg melaksanakan (baasyaro/mubaasyir) petunjuk dan kesesatan, sdg Alloh adalah Yang menciptakan (kholaqo) keduanya.

Juga HT tdk pernah mengatakan seperti halnya Qadariyah yg menyerupai madzhab Majusi, yg mengatakan dua asal muasal, yaitu cahaya (nur) dan gelap (zhulmah), yg mengklaim bhw kebaikan itu berasal dari cahaya, dan keburukan berasal dari gelap. Juga yg menyandarkan kebaikan kpd Alloh swt, dan keburukan kpd selain Alloh swt.

Dengan demikian, menuduh dan memitnah bhw HT adalah Qadariyah, juga mengarahkan dan melemparkan hadis Qadariyah di atas terhadap HT, adalah kejahatan dan kekerasan intelektual. Krn tlh memprovokasi umat agar menjauhi para syabab HT, kalau sakit tdk dijenguk dan kalau mati tdk dihadiri jenazahnya. Padahal tdk ada keserupaan pun diantara HT dan Qadariyah.
(bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...