Langsung ke konten utama

PEMIMPIN BURUK YANG WAJIB DITAATI

KRITERIA PEMIMPIN YANG BURUK YANG SAH SECARA SYARA' YANG WAJIB DITAATI

Bismillahir-Rahmaanir-Rahiim

Perlu kiranya mengangkat tema ini,karena kelompok yang mengklaim Ahlussunnah Wal-Jama’ah (Asy’ariyyah wa Maturidiyyah) di negeri ini sejak zaman Orde Lama hingga kini, mereka selalu menobatkan pemimpin negeri ini sebagai ulil-amri yang sah secara syara’ dan wajib ditaati. Bahkan saya berasumsi (semoga asumsi saya salah), seandainya Fir’aun hidup kembali dan menjadi presiden di negeri ini, maka mereka juga akan menobatkannya sebagai ulil-amri yang sah secara syara’ dan wajib ditaati, asalkan berbagai kepentingan mereka bisa tersalurkan.

Di bawah adalah salah satu dalil yang mereka pakai;
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ :
ﻣَﻦْ ﺃَﻃَﺎﻋَﻨِﻲ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻃَﺎﻉَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻌْﺼِﻨِﻲ ﻓَﻘَﺪْ ﻋَﺼَﻰ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟْﺄَﻣِﻴْﺮَ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻃَﺎﻋَﻨِﻲ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻌْﺺِ ﺍﻟْﺄَﻣِﻴْﺮَ ﻓَﻘَﺪْ ﻋَﺼَﺎﻧِﻲ . ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺭﺍﻓﻊ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺯﺍﻕ .
Abu Hurairah berkata: “Rasululloh SAW bersabda: “Siapa saja yang taat kepadaku, maka ia benar-benar taat kepada Alloh, dan siapa saja yang maksiat kepadaku, maka ia benar-benar maksiat kepada Alloh. Dan siapa saja yang taat kepada pemimpin, maka ia benar-benar taat kepadaku, dan siapa saja yang maksiat kepada pemimpin, maka ia benar-benar maksiat kepadaku”. HR Muslim dari Muhammad bin Rafi’ dari Abdurrozaq.

Padahal dalam kitabnya, al-Baihaqi menuturkan sebuah atsar;
ﻋَﻦْ ﻟَﻴْﺚٍ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠِﻲُّ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲ ﻃَﺎﻟِﺐٍ : ﻟَﺎ ﻳُﺼْﻠِﺢُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻣِﻴْﺮٌ ﺑَﺮٌّ ﺃَﻭْ ﻓَﺎﺟِﺮٌ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ : ﻳَﺎ ﺃَﻣِﻴْﺮَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﺒَﺮُّ ﻓَﻜَﻴْﻒَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺟِﺮِ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻔَﺎﺟِﺮَ ﻳُﺆَﻣِّﻦُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﺰَّ ﻭَ ﺟَﻞَّ ﺑِﻪِ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ ﻭَ ﻳُﺠَﺎﻫَﺪُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻌَﺪُﻭُّ ﻭَ ﻳُﺠْﺒَﻲ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻔَﻲْﺀُ ﻭَ ﺗُﻘَﺎﻡُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﺤُﺪُﻭْﺩُ ﻭَ ﻳُﺤَﺞُّ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖُ ﻭَ ﻳَﻌْﺒُﺪُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻓِﻴْﻪِ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُ ﺁﻣِﻨًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺄْﺗِﻴَﻪُ ﺃَﺟَﻠُﻪُ . } ﺷﻌﺐ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ - ‏( ﺝ 6 / ﺹ 64 )}.
Laits berkata: “Ali bin Abi Thalib RA berkata: “Tidak bisa memperbaiki manusia kecuali pemimpin yang soleh (yang taat kepada Alloh dan Rasul-Nya) atau yang buruk (yang hanyut dalam kemaksiatan)”. Orang-orang bertanya: “Wahai pemimpin orang-orang beriman, ini pemimpin yang soleh, lalu bagaimana dengan pemimpin yang buruk?”, beliau berkata: “Sesungguhnya pemimpin yang buruk, Alloh ‘azza wajalla mengamankan jalan-jalan dengannya, memerangi musuh dengannya, memungut harta fee dengannya, menegakkan hudud dengannya, (mempermudah) haji ke Baitulloh dengannya, dan dengannya seorang muslim bisa beribadah kepada Alloh dengan aman sampai ajal menjemputnya”. (Al-Baihaqi, Syu’ubul-Iman, juz 6,hal. 64, Syamilah).

Jadi, pemimpin buruk yang sah secara syara’ dan yang wajib ditaati adalah pemimpin yang masih melaksanakan tugas-tugas berikut:

1. Mengamankan jalan-jalan (baik dari gangguan penjahat atau dari kerusakkan, termasuk kemacetan, bahkan dari hewan pemakan aspal dan batu kerikil).

2. Memerangi musuh (Islam dan kaum muslim, baik musuh kafir atau musyrik)

3. Memungut harta fee (termasuk zakat dan mengelola sumber daya alam sesuai syariat Islam).

4. Menegakkan hudud (Hudud adalah bentuk jama’ dari kata hadd, yaitu sanksi hukuman yang telah dutentukan oleh Alloh, dan wajib ditegakkan sebagai haq Alloh, dimana mencakup; had orang murtad, had bughat, had orang berzina, had penuduh zina, had pencuri, had begal, dan had peminum khamer. Dan untuk perinciannya bisa dibaca ditulisan lain, atau di kitab fiqih terkait, seperti orang murtad dipenggal lehernya, bughat diperangi, pezina diranjam sampai mati atau didera seratus kali, penuduh zina didera delapan puluh kali, pencuri dipotong tangannya, begal disalib dipinggir jalan, dan peminum khamer didera delapan puluh kali).

5. (mempermudah) haji ke Baitulloh (termasuk ibadah ‘umroh dan memurahkan biayanya).

6. Setiap muslim bisa beribadah kepada Alloh dengan aman sampai ajal menjemputnya (baik ibadah mahdlah, atau ibadah dalam bentuk bermasyarakat,berpolitik dan bernegara).

SUDAHKAH PARA PEMIMPIN NEGERI INI MELAKSANAKAN ENAM POIN DI ATAS, SEHINGGA MEREKA LAYAK DINOBATKAN SEBAGAI ULIL-AMRI YANG SAH SECARA SYARA’ DAN WAJIB DITAATI?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...