Langsung ke konten utama

HIZBUT TAHRIR QODARIYYAH? (02)

Bismillahir Rohmaanir Rohiim
Pada status sebelumnya tlh sy singgung, bhw problem qadho dan qodar yg dibahas oleh HT (Hizbut Tahrir) itu bkn yg datang dari Islam, tetapi yg datang dari falsafah Yunani yg asas pembahasannya adalah perbuatan hamba dari sisi, "Apakah hamba dipaksa melakukan perbuatannya, baik maupun buruk, ataukah hamba diberi pilihan melakukan perbuatannya?", atau, "Apakah hamba memiliki pilihan (ikhtiar) untuk melakukan perbuatan atau meninggalkannya, atau tidak memiliki pilihan?". (Nizhamul Islam, hal. 18, Syamilah 2).
Juga pada status No. 01 tlh sy singgung makna qodar yg datang dari Islam. Maka di bawah adalah makna qodar yg datang dari peradaban Yunani, tetapi tdk menyalahi Islam dan Islam mengakuinya, sehingga layak menjadi rukun iman, krn fakta serta substansinya tdk keliru dan tdk sesat.
MAKNA QODAR YANG DATANG DARI PERADABAN YUNANI
Makna qodar yg dtg dari peradaban Yunani dan dibenarkan oleh Islam adalah; Karakter tertentu (Khashiyat) yg tlh diwujudkan oleh Alloh SWT pada segala sesuatu (benda2), naluri-naluri, dan kebutuhan jasmani, yg terdapat pada diri manusia. Semuanya dinamakan qodar, krn hanya Alloh-lah Yg tlh menciptakan segala sesuatu (benda2), naluri-naluri, dan kebutuhan jasmani, dan Dia tlh menentukan (menaqdirkan) karakter-karakter tertentu pada semuanya, dimana karakter-karakter itu tdk datang dari padanya, dan hamba tdk punya urusan dan pengaruh padanya. Krn semuanya diciptakan dan ditaqdirkan oleh Alloh SWT.
Oleh krn itu, manusia wajib mengimani, bhw Yang tlh menaqdirkan karakter pada segala sesuatu adalah Alloh SWT. Dan karakter2 ini bisa menjadi sarana bagi manusia untuk melakukan perbuatan sesuai perintah Alloh sehingga menjadi kebaikan, atau menyalahi perintah Alloh sehingga menjadi keburukan. Sama saja dlm melakukan perbuatan itu dgn menggunakan segala sesuatu beserta karakter2nya, atau dgn memenuhi panggilan naluri dan kebutuhan jasmani, sehingga menjadi kebaikan ketika sesuai perintah dan larangan Alloh, dan menjadi keburukan ketika menyalahi perintah dan larangan Alloh SWT.
CONTOH-CONTOH PERBUATAN YANG MASUK PADA WILAYAH QODAR YANG DATANG DARI PERADABAN YUNANI
Pertama, terkait segala sesuatu dan karakternya (untk memudahkan terpaksa harus menyinggung qadho jg yg datang dari Yunani;
Kita punya tangan adalah qadho, tangan bisa bergerak adalah qodar, lalu kita menggunakan tangan dgn karakternya untuk menyertai takbir shalat, maka kita tlh melakukan kebaikan dgn qadho dan qadar Alloh. Atau kita menggunakan tangan dgn karakternya untuk mencuri, maka kita tlh melakukan keburukan dgn qadho dan qodar Alloh. Dan sah ketika kita berkata, "Sy melakukan kebaikan dan keburukan dgn qadho dan qodar Alloh", yakni dgn sarana tangan sebagai qodho Alloh dan karakter tangan sebagai qodar Alloh. Maka kita melakukan perbuatan tersebut dgn pilihan kita, tdk dgn paksaan qodho dan qodar Alloh. Akan tetapi dari sisi yg lain, yaitu dari sisi qodar yg datang dari Islam, semua perbuatan itu dgn ilmu dan kehendak Alloh, dan diciptakan oleh Alloh SWT. Inilah perincian yg tdk dipahami oleh mrk yg menyalahkan dan memitnah HT. Dan perincian ini berlaku untk contoh di bawahnya.
Kedua, terkait naluri dgn karakternya;
kita memiliki naluri seksual adalah qadho dr Alloh, naluri ini panya karakter menuntut pemuasan adalah qodar dr Alloh, lalu kita melakukan perbuatan senggama dgn nikah, mk kita tlh melakukan kebaikan dgn qadho dan qodar Alloh. Akan tetapi ketika kita memuaskan naluri ini dgn zina, mk kita tlh melakukan keburukan dgn qodho dan qodar Alloh SWT.
Ketiga, terkait kebutuhan jasmani;
kita memiliki kebutuhan jasmani adalah qodho, dan karakternya lapar adalah qadar, lalu kita memuaskan lapar dgn makan barang halal dan scr halal, mk kita tlh berbuat kebaikan dgn qadho dan qadar Alloh. Atau kita memuaskan rasa lapar dgn makan barang haram atau scr haram, mk kita tlh berbuat keburukan dgn qadho dan qodar Alloh SWT...
(bersambung).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...