Langsung ke konten utama

HIZBUT TAHRIR QODARIYYAH? (01)

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Telah terjadi kesepakatan diantara kelompok Salafi/Wahhabi pro sistem kerajaan dan kelompok Aswaja Sekular (memang ada yg mengatakan hanya oknum dari keduanya, tapi batasan oknum itu berapa org) dlm menuduh bhw Hizbut Tahrir itu Qadariyyah. Dan krn itu, di bawah adalah sanggahan atas tuduhan di atas.

HAKEKAT QADARIYYAH

Mereka dinamai Qadariyah krn:
1) Menafikan qadar, sebagaimana Daud bin Ali al Ashbihani dinamai Qiyasi krn menafikan qiyas.
2) Mengkalaim memiliki qudroh (kuasa) menciptakan perbuatannya dan menafikan qudroh Allah atas perbuatannya sebagaimana perkataan Abdul Malik bin Mahisun.
Org qadari mengklaim, bhw urusan itu diserahkan kpdnya, apa yg ia kehendaki maka ia kerjakan, dan dia yg berkehendak untuk maksiat, sdg Allah berkehendak agar ia taat, maka yg terjadi apa yg ia kehendaki, bkn yg Allah kehendaki. Dan Muktazilah adalah sekte dari Qadariyyah. (Almuntaqa' Syarhul Muwatha', 4/281, Syamilah 2).

Qadar yg dimaksud di sini adalah qadar yg datang pada hadis: "Wa antu'mina bilqadari khairihi wa syarrihi minallohi ta'aalaa/dan kamu beriman kpd qadar baik dan buruknya dari Alloh ta'ala". (HR Muslim dari Umar ra), dan hadis2 yg lain, yakni qadar yg datang dari Islam, bkn qadar dlm pembahasan ilmu kalam yg datang dari falsafah Yunani. Oleh krnnya, dibutuhkan penjelasan terkait...

TANGGA IMAN KEPADA QADAR

Iman kpd qadar memiliki dua tangga (derajat):
1) Mengimani bhw Alloh swt mengetahui semua perbuatan hamba, dari yg baik, yg buruk, yg taat dan yg maksiat, sebelum menciptakan dan mewujudkan hamba. Dan mengetahui hamba yg ahli surga dan yg ahli neraka. Alloh tlh menyediakan pahala dan siksa sebagai balasan bagi perbuatan hamba, sebelum menciptakan dan mewujudkan hamba. Alloh tlh menulis semua perbuatan hamba di sisi-Nya dan menghitungnya. Dan semua perbuatan hamba berjalan sesuai yg terdahulu dlm ilmu dan kitab-Nya.

2) Bhw Alloh tlh menciptakan semua perbuatan hamba-hamba-Nya dari yg kufur, yg iman, yg taat dan yg maksiat, dan tlh menghendakinya dari mereka.
Tangga kedua ini ditetapkan oleh Ahlussunnah Waljama'ah dan diingkari oleh Qadariyyah. Sdg tangga pertama ditetapkan oleh mayoritas Qadariyyah dan dinafikan oleh Qadariyyah Ekstrem seperti Makbad Aljuhani, Amru bin Ubaid, dan yg lainnya. (Ibnu Rojab Alhanbali, Jaami'ul Uluum Walhikam, 4/14, Syamilah 2).

KESIMPULAN PAHAM QADARIYYAH

1) Mengingkari ilmu Alloh yg qadiim dan yg meliputi dgn semua perbuatan hamba.
2) Mengingkari bhw Alloh menciptakan (kholaqa) semua perbuatan hamba dan menghendakinya. (Ibnu Rojab Alhanbali, Jaami'ul Uluum Walhikam, 4/16, Syamilah 2).

PANDANGAN HIZBUT TAHRIR TERKAIT PROBLEM QADHO DAN QADAR

Problem (masalah) qadho dan qadar yg dibahas oleh Hizbut Tahrir dlm berbagai kitabnya, dan yg sering disalah pahami oleh mrk yg kontra dakwah Hizbut tahrir, itu tdk terkait dgn qadho dan qadar yg datang diri Islam seperti yg datang pada hadis Muslim dari Umar ra di atas. Namun Hizbut tahrir tdk menafikan atau mengingkari qadho dan qadar yg dtg dari Islam. Ini bisa dipahami dari pernyataan berikut;

Syaikh Taqiyyuddien Annabhani rh berkata: "Org yg mencermati problem qadho dan qadar (yg datang dari falsafah Yunani dan yg dibahas oleh Mutakallimien) menemukan, bhw ketelitian/kerumitan pembahasan padanya mengharuskan pengetahuan tentang asas pembahasannya, dan asas itu bkn perbuatan hamba, dari sisi diciptakan oleh hamba sendiri atau oleh Alloh? Bkn ilmu Alloh, bhw Alloh mengetahui, bhw hamba akan berbuat sesuatu, dan ilmu-Nya meliputi dgnnya. Bkn irodah Alloh, bhw irodanNya berhubungan dgn perbuatan hamba, mk perbuatan hamba pasti terjadi dgn irodah ini. Dan bkn adanya perbuatan hamba tlh tertulis di Lauh Mahfudz, mk hamba pasti berbuat sesuai yg tertulis di sana". (Nizhamul Islam, hal. 18, cet. 5, Syamilah 2).
(bersambung...)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...