Langsung ke konten utama

KEKHALIFAHAN MUAWIYAH (02)

BUKTI BAHWA MUAWIYAH ADALAH KHALIFAH YANG HAQ

Bismillahir Rohmaanir Rohiim
Tulisan semacam ini terus saya angkat untuk menyingkap kekeliruan paham sesat, yaitu paham yang hanya memakai dalil satu ayat atau satu hadits (seperti hadits terkait bahwa khilafah 30 tahun) dan membuang ayat atau hadits-hadits yang lain terkait khilafah dan khalifah. Tujuan mereka hanyalah untuk membatalkan sistem khilafah yang selama ini terus diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir (HTI). Mereka tidak menyadari bahwa khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang memuat kumpulan dalil - dalil syara' dari puluhan ayat Alqur'an, hadits, ijmak, qiyas serta kaedah-kaedah syara' yang lain. Sebagaimana shalat adalah sistem ubudiyah yang memuat kumpulan dalil-dalil syara'. Oleh karenanya, menggunakan hanya satu dalil hadits untuk menolak kewajiban khilafah (seperti hadits terkait bahwa khilafah 30 tahun) atau satu dalil hadits untuk menolak kewajiban shalat (seperti hadits "tidak ada shalat bagi tetangga masjid kecuali di masjid") adalah kesesatan yang nyata.

Imam Ibnu Hajar al-Haitami RH berkata:
ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻭﻫﻲ ﺻﺤﺔﺧﻼﻓﺔ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﻭﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﺄﻣﻮﺭ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺗﺼﺮﻓﻪ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﺴﺎﺋﺮ ﻣﺎ ﺗﻘﺘﻀﻴﻪ ﺍﻟﺨﻼﻓﺔ ﻣﺘﺮﺗﺒﺔ ﻋلى ذلك ﺍﻟﺼﻠﺢ ﻓﺎﻟﺤﻖ ﺛﺒﻮﺕ ﺍﻟﺨﻼﻓﺔ ﻟﻤﻌﺎﻭﻳﺔ ﻣﻦ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻭﺃﻧﻪ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺧﻠﻴﻔﺔ ﺣﻖ ﻭﺇﻣﺎﻡ ﺻﺪﻕ ﻛيف ﻮﻗﺪ ﺃﺧﺮﺝ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﺣﺴﻨﻪ عن عبد ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﻤﻴﺮﺓ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻟﻤﻌﺎﻭﻳﺔ ﺍﻟﻠﻬﻢ اجعله ﻬﺎﺩﻳﺎ ﻣﻬﺪﻳﺎ .
“Bahwa hal tersebut (turunnya Hasan bin Ali RA dari kekhalifahan) adalah faedah syara’, yaitu sahnya kekhilafahan Muawiyah. Sedang tindakan Muawiyah terhadap pengaturan urusankaum muslim dengan semua tuntutan khilafah adalah konsekuensi dari perdamaian tersebut. Pendapat yang hak adalah tetapnya kekhilafahan Muawiyah sejak peristiwa itu,dan setelah itu beliau adalah khalifah yang hak dan imam yang benar. Bagaimana tidak? Imam Turmudzi benar-benar mengeluarkan dan menghasankan hadits dari Abdurrahman bin Abu ‘Amirah al-Shahabi dari Nabi SAW, bahwa beliau pernah mendoakan Muawiyah: “Ya Alloh, jadikanlah dia orang yang memberi petunjuk dan yang mendapat petunjuk”.

(Dan hadits:)
ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻲ ﻣﺴﻨﺪﻩ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺮﺑﺎض ﺒﻦ ﺳﺎﺭﻳﺔ، ﻗﺎﻝ : ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻋﻠﻢ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺤﺴﺎﺏ ﻭﻗﻪ ﺍﻟﻌﺬﺍﺏ .
Dan Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya mengeluarkan hadits dari ‘Irbadl bin Sariyah, ia berkata:“Aku mendengar Rasululloh SAW berdoa: “Ya Alloh, ajarkan kepada Muawiyah al-Kitab dan hisab, dan jagalah ia dari azab neraka”.

(Dan hadits:)
ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺷﻴﺒﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﻭﺍﻟﻄﺒﺮﺍني في اﻟﻜﺒﻴﺮ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﻴﺮ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﻣﺎ ﺯﻟﺖ ﺃﻃﻤﻊ ﻓﻲ ﺍﻟﺨﻼﻓﺔ ﻣﻨﺬ ﻗﺎﻝ لي رﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺎ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺇﺫﺍ ﻣﻠﻜﺖ ﻓﺄﺣﺴﻦ .
Dan Ibnu Abi Syaibah dalam kitan al-Mushannaf dan Thabrani dalam kitab Mu’jam Kabiir mengeluarkan hadits dari Abdul Malik bin Umair, ia berkata: “Muawiyah berkata:“Aku selalu menginginkan khilafah sejak Rasululloh SAW bersabda kepadaku:“Wahai Muawiyah, apabila kamu berkuasa, maka berbuat baiklah”.

(Penjelasan selanjutnya:)
ﻓﺘﺄﻣﻞ ﺩﻋﺎﺀ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪيث اﻷﻭﻝ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺠﻌﻠﻪ ﻫﺎﺩﻳﺎ ﻣﻬﺪﻳﺎ ﻭﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ ﻛﻤﺎ ﻋﻠﻤﺖ ﻓﻬﻮ ﻣﻤﺎ ﻳﺤﺘﺞ ﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﻓﻀﻞ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﺫﻡ ﻳﻠﺤﻘﻪ ﺑﺘﻠﻚ ﺍﻟﺤﺮﻭﺏ ﻟﻤﺎ ﻋﻠﻤﺖ ﺃﻧﻬﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺒﻨﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﺟﺘﻬﺎﺩ ﻭﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ له ﺈﻻ ﺃﺟﺮ ﻭﺍﺣﺪ ﻷﻥ ﺍﻟﻤﺠﺘﻬﺪ ﺇﺫﺍ ﺃﺧﻄﺄ ﻻ ﻣﻼﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻻ ﺫﻡ ﻳﻠﺤﻘﻪ ﺑﺴﺒﺐ ﺫﻟﻚ ﻷﻧﻪ ﻣﻌﺬﻭﺭﻭﻟﺬﺍ ﻛﺘﺐ ﻟﻪ ﺃﺟﺮ . ﻭﻣﻤﺎ ﻳﺪﻝ ﻟﻔﻀﻠﻪ ﺃﻳﻀﺎ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺑﺄﻥ ﻳﻌﻠﻢ ﺫﻟﻚ ﻭﻳﻮﻗﻰ ﺍﻟﻌﺬﺍﺏ ﻭﻻ ﺷﻚ ﺃﻥ ﺩﻋﺎﺀﻩ ﻣﺴﺘﺠﺎﺏ ﻓﻌﻠﻤﻨﺎ ﻣﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﻻﻋﻘﺎﺏ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﻓﻴﻤﺎ ﻓﻌﻞ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺤﺮﻭﺏ ﺑﻞ ﻟﻪ ﺍﻷﺟﺮ .
Maka renungilah doa Nabi SAW untuk Muawiyah pada hadits pertama, bahwa Alloh menjadikannya orang yang memberi petunjuk dan yang mendapat petunjuk. Hadits itu hasan sebagaimana telah kamu ketahui, maka hadits itu bisa menjadi hujah atas keutamaan Muawiyah. Dan bahwasanya tidak ada celaan pada Muawiyah sebab peperangan yang terjadi, karena telah kamu ketahui, bahwa peperangan tersebut dibangun di atas ijtihad, dan bahwa Muawiyah tidak memiliki kecuali satu pahala. Karena ketika mujtahid itu salah, maka tidak ada dosa dan tidak pula ada celaan terhadapnya sebab kesalahan itu, karena ia dimaapkan, dan karenanya ditulis pahala baginya. Dan termasuk yang menunjukkan keutamaan Muawiyah juga doa pada hadits kedua, bahwa ia mendapat ilmu tentang al-Kitab dan hisab dan terjaga dari azab neraka. Dan tidak ada keraguan, bahwa doa Nabi SAW itu diijabah. Oleh karenanya, kami mengerti dari doa itu, bahwasanya tidak ada sanksi atas Muawiyah terkait peperangan yang ia lakukan, tetapi ia mendapat pahala”.

(Lihat: Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali Ibnu Hajar al-Haitami, al-Showa’iq al-Muhriqoh ‘ala Ahli al-Rofdl wa al-Dlolal wa al-Zindiqoh , juz 2, hal. 625, 626, 627, Muassasah al-Risalah Berut, cetakan ke 1, tahqiq Abdurrohman bin Abdulloh al-Turki dan Kamil Muhammad al-Kharroth, Maktabah Syamilah).

KESIMPULAN:

1. Muawiyah adalah Khalifah yang hak dan Imam yang benar.
2. Muawiyah adalah khalifah yang memberi petunjuk ( Haadiy) dan yang mendapat petunjuk ( Mahdiy). Ini seperti ungkapan hadits “al-Khulafa’al-Raasyidiin al-Mahdiyyiin” (para khalifah yang cerdas/memberi petunjuk dan mendapat petunjuk).
3. Karena itu, sistem pemerintahan yang dijalankan oleh Muawiyah adalah sistem Khilafah, bukan sistem kerajaan (mulkiyyah).

ITULAH PAHAM ASWAJA YANG DIWAKILI OLEH IBNU HAJAR HAITAMI.
SEDANGKAN PAHAM YANG BERLAWANAN DENGANNYA ADALAH PAHAM SYIAH EKSTRIM, SESAT DAN ZINDIQ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ULAMA YANG ASWAJA

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim   Al-‘ulama’ secara bahasa ialah bentuk jamak (plural) taksir (yang telah berubah dari huruf asalnya) dari kata al-‘aliim, yaitu orang yang memiliki ilmu, seperti kata al-kariim menjadi al-kuroma’ dan al-amiin menjadi al-umana’. Adapun kata al-‘aalim, maka bentuk jamak taksirnya menjadi al-’allaam, sedang bentuk jamak mudzakarnya (yang menunjukkan arti laki-laki) ialah al-‘aalimuun. Al-‘ulama’ adalah mereka yang memiliki ilmu agama secara khusus, atau mereka yang memiliki ilmu ketuhanan secara khusus. Sedangkan al-‘aalimuun adalah mereka yang memiliki ilmu agama dan ilmu dunia secara umum.   Ulama itu ada dua macam: Ulama akhirat dan ulama dunia.   Pertama: Ulama akhirat   Ulama akhirat adalah ulama shalihun yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah lentera dunia, pewaris Nabi saw dan pewaris nabi-nabi sebelumnya, penerus (khalifah) para nabi, kepercayaan umat dan kepercayaan Allah swt atas makhluknya. Mengenai mereka, Rasulullah saw ...

Idrus Ramli Menantang Debat Abulwafa Romli?! (Ke - 1)

Oleh : BuAhmad Abdulloh NASEHAT TERBUKA UNTUK USTADZ ABULWAFA ROMLI Assalamu’alaikum wr wb. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Menimbang: 1. Setelah ana mengikuti perkembangan tantangan debat terbuka dari kubu M Idrus Ramli ( bukan dari M Idrus Ramli sendiri ) yang disampaikan kepada ustadz Abulwafa Romli melalui jejaring sosial ini, dan setelah hamba membaca dan mempelajari buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan Jurus Ampuh Membungkam HTI, dan setelah hamba membaca dan mempelajari berbagai bantahan ustadz Abulwafa Romli terhadap keduanya, yaitu dalam buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 1, bantahan atas buku Hizbut Tahrir dalam Sorotan, dan buku Membongkar Pemikiran Aswaja Topeng 2, edisi Kesalahan Logika Kaum Liberal, dan dalam berbagai tulisannya yang lain. 2. Setelah ana mengenal karakter M Idrus Ramli yang suka (dengan meminjam kalimat ustadz Abulwafa Romli) merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi terhadap Syaikh Taqiyyuddien an-Nabhani dan Hizbut Tahrir yang didirikannya, da...

PERNYATAAN ULAMA ASWAJA TERKAIT IMAM MAHDI

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Al-Hafidz Abul Hasan al-Abari berkata: “Sungguh hadis-hadis terkait akan keluarnya Imam Mahdi telah mencapai mutawatir karena banyak yang meriwayatkannya dari Mushthafa SAW di mana beliau termasuk ahli baitnya, berkuasa selama tujuh tahun, memenuhi dunia dengan keadilan, akan keluar bersama Nabi Isa AS, lalu Nabi Isa membantunya membunuh Dajjal di pintu lud wilayah Palestina, dan beliau akan memimpin umat Islam, dan Nabi Isa akan shalat di belakangnya”. (Tahdzib al-Tahdzib, juz 9, hal. 144). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits-hadits yang dijadikan hujah atas keluarnya Imam Mahdi adalah hadis-hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dll.” (Minhajus Sunnah an-Nabawiyyah, juz 4, hal. 95). Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Fasal terkait penjelasan Imam Mahdi yang akan keluar pada akhir zaman. Beliau adalah salah seorang dari al-Khulafa’ ar-Rasyidin dan Para Imam Mahdi. Beliau bukan yang ditunggu-tunggu kedatan...